Nama Ismail Bolong belakangan jadi perbincangan usai video yang memperlihatkan dirinya mengungkap testimoni soal isu setoran uang ke Kabareskrim Komjen Agus Andrianto. Namun, tak lama ia kemudian memberikan klarifikasi soal testimoninya itu.
Tim detikcom kemudian melakukan investigasi lebih dalam terkait isu yang disampaikan Ismail Bolong dalam video yang beredar pada (6/11/2022) lalu.
Dikutip dari detikX, video kesaksian Ismail Bolong tersebut sudah diterima tim detikcom sehari sebelum viral di media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video tersebut dikirim oleh nomor tak dikenal melalui WhatsApp. Namun, saat dihubungi kembali nomor tak dikenal tersebut sudah tidak aktif.
Nomor tak dikenal tersebut mengirimkan video kesaksian Ismail Bolong tersebut beserta berita tentang mafia tambang, diagram nama-nama perwira tinggi Polri yang diduga menjadi beking kegiatan tambang ilegal. Adapun video tersebut merupakan kesaksian Ismail Bolong saat diperiksa Divisi Propam Polri.
Dalam hal ini, pesan singkat yang dikirimkan oleh nomor tak dikenal tersebut menyinggung informasi sensitif terkait dugaan adanya mafia tambang ilegal di tubuh Polri.
Masih dikutip dari detikX, sosok Ismail Bolong adalah mantan anggota Polri berpangkat aiptu yang pernah bertugas di Polres Samarinda. Ia mengaku sebagai pengepul batu bara ilegal di wilayah Santan Ulu, Kecamatan Marang Kayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Menurutnya, kegiatan pengepulan batu bara ilegal tersebut sudah dilakukannya sejak Januari 2022 hingga November 2021. Bahkan, Ismail mengaku telah mengkoordinasikan kegiatan tersebut ke Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto dengan memberikan uang Rp 2 miliar per bulan selama September-November 2021.
Artinya, ada Rp 6 miliar yang sudah diberikan kepada Agus berdasarkan pengakuan Ismail tersebut. Nama Agus pun juga tercantum dalam diagram mafia tambang yang diterima tim detikX.
Baca juga: Geger Ismail Bolong di Trunojoyo |
"Uang tersebut saya serahkan langsung kepada Komjen Pol Agus Andrianto di ruang kerja beliau," kata Ismail dalam video tersebut, dikutip dari detikX, Rabu (16/11/2022).
Setelah dilakukan konfirmasi oleh detikX mengenai dugaan adanya beking mafia tambang kepada dua pejabat Polri yang tidak mau disebutkan namanya, keduanya membenarkan kesaksian Ismail Bolong tersebut.
"Itu dari pernyataan IB yang pertama itu 100 persen benar itu," kata sumber detikX, seorang perwira menengah Polri.
Simak lebih lengkap di halaman berikutnya...
Sumber tersebut juga mengatakan bahwa kasus mafia tambang yang dibekingi perwira tinggi Polri ini bermula sejak terbongkarnya jaringan tambang ilegal di Kalimantan Timur pada awal Januari lalu.
Saat dilakukan penyelidikan tepatnya usai tim Subdit IV Dittipidter dan Ditreskrimsus Polda Kaltim berhasil mengamankan total 12.300 ton metrik batu bara yang dicuri dari lahan izin usaha pertambangan milik PT Mahakam Sumber Jaya (MSJ) di Samarinda dan Kutai Kartanegara, nama Ismail Bolong disebut oleh beberapa tersangka yang diperiksa.
Mereka menyebut Ismail Bolong diduga menjadi beking sekaligus koordinator penambang ilegal di beberapa lahan tambang milik PT MSJ.
Tim detikX telah berupaya mengkonfirmasi kepada Agus Andrianto, belum merespons pesan singkat dan telepon dari tim detikX sampai laporan ini ditayangkan.
Upaya konfirmasi juga sudah detikX sampaikan kepada Ismail Bolong. Namun nomor ponsel Ismail Bolong kini sudah tidak aktif. Tim detikcom di Kalimantan Timur sudah menyambangi rumah Ismail Bolong di Jalan Cenderawasih Nomor 23, Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda, pada Rabu, 9 November lalu. Namun saat itu Ismail sedang tidak di rumah.