Ombudsman Jawa Tengah ikut memantau terkait dugaan siswi SMAN 1 Sumberlawang Sragen dirundung oleh salah satu guru gegara tak memakai jilbab. Ombudsman mendorong proses pembinaan untuk memastikan kejadian serupa tak terulang.
Kepala Ombudsman Provinsi Jawa Tengah Siti Farida mengatakan dari pantauan yang dilakukan, penyelesaian masalah masih terus diupayakan berbagai pihak.
"Kami terus memantau. Koordinasi kami dengan Pemprov Jateng, termasuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, intensif untuk menyelesaikan masalah yang diadukan," kata Siti saat dihubungi detikJateng, Jumat (11/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengapresiasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah yang sudah proaktif menangani masalah ini. Maka saat ini masih dioptimalkan penyelesaian dari pihak dinas dan juga sekolahan.
"Disdik sudah mengupayakan langkah penyelesaian. Disdik proaktif, maka dimaksimalkan dulu, Bu Kepala Dinas (Pendidikan) sudah berkomitmen. Untuk orang tua, jika merasa kurang kalau mau menyampaikan aduan silakan," jelas Siti.
Siti menegaskan pada intinya diharapkan permasalahan tersebut rampung dan untuk pembinaan ke depan agar tidak terulang baik dilakukan oleh siswa maupun tenaga pendidik.
"Ada pembinaan ke depan, bagaimana untuk memastikan siapa pun termasuk tenaga pendidik untuk tidak mengarah ke tindakan bullying," tegas Siti.
Diberitakan sebelumnya, guru SMAN 1 Sumberlawang, Suwarno (54), diadukan ke Polres Sragen karena diduga melakukan perundungan kepada muridnya yang tidak memakai jilbab. Meski guru matematika itu sudah minta maaf, orang tua siswi, Agung Purnomo, meminta ruang diskusi dengan pihak sekolah agar anaknya kembali nyaman bersekolah.
Agung menyebut, anaknya ditegur karena tak berjilbab oleh guru matematika dengan cara yang kurang tepat. Agung mengatakan, S ditegur di tengah pelajaran matematika, di depan seluruh teman-teman sekelasnya.
"Cuma waktu tempat dan caranya yang mungkin kurang tepat, anak kami ditanya agamanya apa, sudah salat belum dengan segala nada tinggi di depan teman-teman segitu banyak kan ada mungkin krisis kepercayaan diri, malu atau ketidaknyamanan yang tercipta di situ," kata Agung.
Sementara itu guru bernama Suwarno itu sudah menjelaskan soal dirinya meminta salah satu siswinya yang masih duduk di kelas X untuk memakai jilbab. Suwarno juga mengaku sudah meminta maaf kepada pihak siswi.
"Saya sampaikan secara umum di kelas supaya anak yang lain tahu. Memakai jilbab bukan karena pakaian budaya atau patut-patutan. Tapi memakai jilbab itu karena perintah Allah. Jadi memakai jilbab itu perintah Allah, bukan karena perintah gurunya, saya ingin anak-anak memakai jilbab dengan kesadaran diri, dengan ikhlas, tidak dipaksa dan tidak ditekan. Saya menyampaikannya seperti itu," kata Suwarno saat ditemui di SMAN 1 Sumberlawang, Kamis (10/11).
(aku/rih)