Siswi SMA Negeri 1 Sumberlawang Kabupaten Sragen, S (15), yang diduga menjadi korban perundungan gegara tidak memakai jilbab sampai sekarang enggan masuk sekolah. Hal tersebut lantaran S masih merasa takut untuk datang ke sekolah.
Orang tua S, Agung Purnomo (47), mengungkapkan usai kejadian tersebut sang anak sempat mau untuk berangkat ke sekolah. Namun, karena diduga dibully oleh kakak kelas, S minta dijemput pulang dan enggan masuk sekolah lagi.
"Habis kejadian itu tak rayu-rayu mau masuk lagi. Terus dibully kakak kelasnya. Terus WhatsApp saya minta dijemput, sampai sekarang nggak mau sekolah," kata Agung, Jumat (11/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agung mengungkapkan anaknya yang berada di sekolah tersebut ada dua dan duduk sebangku. Karena juga merasa takut, saudara S juga tidak ikut masuk sekolah.
"Nggak berani juga, karena mereka dianggap keluarga ya," ucapnya.
Untuk sementara, lanjut Agung, kedua putrinya tersebut kini belajar dari rumah dengan mengikuti les. Menurutnya, untuk pembelajaran les itu sepekan bisa 3-4 kali.
"Kemarin saya bujuk-bujuk lagi, akhirnya mau untuk les, kan disamping sekolah dia les," ujarnya.
Agung menginginkan adanya dialog dengan pihak sekolah dan mencarikan solusi terkait persoalan tersebut. Dirinya mengakui memang sempat mendatangi Polres Sragen untuk konsultasi dengan Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA).
"Saya cuma minta ruang dialog, dan saya nggak mendapatkan, kita nggak ingin membawa ini ke jalur hukum," jelasnya.
(apl/rih)