Seorang guru di SMAN 1 Sumberlawang, Sragen, diadukan ke Polres Sragen oleh wali murid. Penyebabnya, guru tersebut dianggap telah melakukan perundungan kepada salah satu siswi gegara tak berjilbab.
Saat ini, Polres Sragen masih mendalami aduan tersebut. Pihak sekolah juga sudah melakukan klarifikasi terkait masalah tersebut.
Dirangkum detikJateng, Kamis (10/11/2022), berikut ini beberapa fakta dibalik aduan itu.
1. Siswi Dimarahi di Dalam Kelas
Wali murid bernama Agung Purnomo itu menceritakan bahwa anaknya ditegur karena tak berjilbab oleh guru matematika dengan cara yang kurang tepat. Agung mengatakan, S ditegur di tengah pelajaran matematika, di depan seluruh teman-teman sekelasnya.
Cuma waktu tempat dan caranya yang mungkin kurang tepat, anak kami ditanya agamanya apa, sudah salat belum dengan segala nada tinggi di depan teman-teman segitu banyak kan ada mungkin krisis kepercayaan diri, malu atau ketidaknyamanan yang tercipta di situ," kata dia.
2. Siswi Menjadi Ketakutan
Ditegur di depan kelas begitu rupa, lanjut Agung, anaknya ketakutan. Ironisnya saat minta izin pulang, anaknya justru mendapat teguran oleh guru yang lain.
"Terus akhirnya anak saya sampai ketakutan sampai gemetar, waktu mau minta izin pulang, anak saya satunya ditanyai oleh guru lain cewek, ditanyain 'agamanya apa? kenapa nggak berjilbab? berarti belum dapat hidayah dong'," ujar Agung.
Agung mengaku tidak masalah jika anaknya ditegur terkait pemakaian jilbab. Namun menurutnya ada cara-cara yang lebih tepat untuk menyampaikannya.
3. Wali Murid Mengadu ke Polisi
Teguran yang dilakukan Suwarno (54), guru matematika SMAN 1 Sumberlawang, Kabupaten Sragen, terhadap salah seorang siswinya supaya memakai jilbab berbuntut panjang. Siswi berinisial S (15) merasa terbully.
Orang tua S, Agung Purnomo (47), lantas melakukan aduan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Sragen, Rabu (9/11). Sebab, pihaknya merasa tak ada penyelesaian yang konkret atas permasalahan tersebut.
"Saya berpikir saya harus ke kepolisian. Bukan masalah mau melakukan penegakan atau penindakan hukum minta polisi seperti itu, tidak. Polisi sahabat masyarakat yang selalu melayani kapan pun dan di mana pun berada. Dari sisi situ saya masuk. Semoga nantinya kepolisian jadi mediator di tengah," kata Agung.
Fakta-fakta lain di halaman selanjutnya
(ahr/ams)