Berdasarkan penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kota Pekalongan diprediksi bakal tenggelam pada 2035 mendatang. Lalu, seperti apa profil Kota Pekalongan?
Kota Pekalongan merupakan salah satu dari 6 kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini terkenal sebagai sentra batik, maka tak heran jika Kota Pekalongan juga disebut sebagai Kota Batik.
Kota ini juga memiliki beberapa spot wisata yang menarik untuk dikunjungi. Bagi yang ingin menikmati suasana malam kota sambil duduk santai dan makan bisa mengunjungi Alun-alun Kota Pekalongan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, bagi yang ingin menikmati wisata sejarah Kota Pekalongan bisa mengunjungi Kawasan Budaya Jetayu. Di sekitar Kawasan Budaya Jetayu terdapat beberapa gedung bersejarah peninggalan Belanda yang masih digunakan hingga sekarang, salah satunya Museum Batik Pekalongan.
Bagi yang ingin menikmati wisata alam, Kota Pekalongan punya destinasi wisata alam yang menarik, seperti Mangrove Park Pekalongan dan sejumlah pantai yang tak boleh dilewatkan.
Peta Kota Pekalongan
Dikutip dari laman resmi Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan Wilayah II Kementerian PUPR, perkotaan.bpiw.pu.go.id, Kota Pekalongan terletak di daerah Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa, dengan ketinggian kurang lebih satu meter di atas permukaan laut dengan posisi geografis antara 6Β°50'42" - 6Β°55'44" Lintang Selatan dan 109Β°37'55" - 109Β°42'19" Bujur Timur. Kota ini jadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah.
Berdasarkan peta lokasinya, Kota Pekalongan berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Batang di timur, serta Kabupaten Pekalongan di sebelah selatan dan barat. Kota ini terdiri dari 4 kecamatan, yaitu Pekalongan Barat, Pekalongan Utara, Pekalongan Timur, dan Pekalongan Selatan.
Luas wilayah dari Kota Pekalongan ini 45,25 kilometer persegi atau sekitar 4.525 hektare. Untuk diketahui, populasi dari kota batik ini yaitu berjumlah 304.447 jiwa.
Logo Kota Pekalongan
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 3 Tahun 2017 tentang Lambang Daerah Kota Pekalongan disebutkan bahwa desain Logo Daerah Kota Pekalongan merupakan perisai berbentuk empat persegi panjang dengan perbandingan 2:1 di atas setengah lingkaran sebagai dasar. Terdapat 4 elemen yang terkandung dalam logo Kota Pekalongan tersebut.
Berikut makna 4 elemen yang terkandung dalam Logo Daerah Kota Pekalongan:
1. Warna dasar kuning emas muda berisi lukisan canting
Warna dasar kuning emas muda sebagai lambang sejahtera, berisi lukisan canting melambangkan Kota Batik. Sementara itu, canting berwarna merah sebagai lambang hidup dan tangkainya berwarna hijau daun padi yang sedang tumbuh sebagai lambang tumbuh kesejahteraan.
2. Motif batik Jlamprang
Motif batik Jlamprang melambangkan seni batik.
3. Warna dasar biru berisi tiga ikan putih perak dalam jaring hitam
Warna dasar biru menggambarkan laut, berisi tiga ikan berwarna putih perak menggambarkan trias politika, di dalam jaring berwarna hitam menggambarkan sejarah pertumbuhan asal mulanya Kota Pekalongan tumbuh karena tempat penangkapan ikan di laut (AΒ-PekΒ-Alongan).
Tentang Kota Pekalongan terancam tenggelam ada di halaman selanjutnya...
4. Perisai bertajuk lukisan benteng sebagai lambang kota dengan lima menara
Perisai bertajuk lukisan benteng sebagai lambang kota dengan 5 (lima) menara melambangkan Pancasila, satu diantaranya yang ditengah merupakan pintu gerbang dan sedikit lebih tinggi dari yang lain, menggambarkan adanya satu sila dari Pancasila yang menonjol yaitu "Ketuhanan Yang Maha Esa" yang berarti penduduknya beribadah. Ada pula benteng berwarna hitam batu lambang kekuatan.
Kota Pekalongan Terancam Tenggelam 2035
BRIN mengungkapkan Kota Pekalongan bakal terancam tenggelam pada tahun 2035 akibat dari krisis iklim yang menyebabkan percepatan penurunan muka tanah dan banjir rob. Bahkan, BRIN menyebut laju penurunan tanah di Kota Pekalongan melebihi Jakarta.
"Dari penelitian yang dilakukan oleh BRIN, Pekalongan mengalami laju penurunan tanah yang cukup tinggi bahkan melebihi Jakarta," kata Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Galdita A. Chulafak dalam seminar daring, Kamis (3/11).
Galdita memprediksi laju penurunan tanah bertambah atau berkurang tiap tahunnya. Jika mengambil rata-rata tengah laju penurunan tanah 6 cm/tahun di Pekalongan, hitungan tanpa memperhatikan parameter lain memungkinkan terjadinya penurunan muka tanah hingga 60 cm dalam 10 tahun ke depan.
"Padahal sebagian wilayah Kota Pekalongan sudah ada yang mempunyai elevasi di bawah 0 mdpl. Tinggal kita hitung perkiraan, misalnya elevasi tertinggi adalah 4 mdpl atau 400 cm di atas permukaan laut, dibagi enam, mungkin tenggelam seluruhnya sekitar 66 tahun lagi," ujar dia.
"Kalau memakai kemungkinan terburuk 11 cm, ya semua wilayah yang elevasi kurang dari 1 meter kira-kira bakal tenggelam 9 tahun lagi jika tidak dilakukan pencegahan," pungkasnya.