Tolong! Balita di Brebes Ini Sangat Kurus, Butuh Biaya Berobat

Tolong! Balita di Brebes Ini Sangat Kurus, Butuh Biaya Berobat

Imam Suripto - detikJateng
Senin, 31 Okt 2022 15:44 WIB
Balita di Brebes sangat kurus dan cuma berbobot 5 kg. Keluarganya tak punya biaya berobat. Foto diambil Senin (31/10/2022).
Balita di Brebes sangat kurus dan cuma berbobot 5 kg (Foto: Imam Suripto/detikJateng)
Brebes -

Seorang balita di Brebes, Jawa Tengah, menderita sakit hingga badannya sangat kurus. Keluarga tidak sanggup membawa bayi berobat karena tidak memiliki biaya.

Muhammad Salman Amrillah (2 tahun 8 bulan) anak pertama pasangan Ade Sunarto (39) dan Siti Salamah (32) ini memiliki badan yang sangat kurus. Jika balita normal pada umumnya memiliki bobot 12 kg pada usia 2 tahun 8 bulan, namun Salman hanya memiliki berat badan hanya 5 kg.

Sangkin kurusnya Salman ini, dia tampak tinggal tulang terbungkus kulit. Leher bayi pun kecil hingga tidak mampu menopang kepala secara mandiri. Setiap kali digendong, kepala bayi harus ditopang dengan tangan supaya sejajar dengan badan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ibu Salman, Salamah menuturkan anaknya itu lahir normal. Kala itu Salman memiliki bobot 3,5 kg dan tidak memiliki kelainan apapun, namun ketika memasuki usia 7 bulan, anaknya menunjukkan perkembangan yang tidak normal dan semakin kurus.

"Saat lahiran bobotnya 3,5 kg dan sempat tumbuh normal. Mulai ketahuan itu ada penyakit setelah mau tujuh bulan. Saya sedang menyiapkan syukuran untuk 'udun udunan' (bayi mulai turun ke tanah untuk latihan berjalan). Sampai setahun lebih ternyata makin kurus dan sampai sekarang," tutur Salamah saat ditemui di rumahnya di Desa Padakaton Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes, Senin (31/10/2022).

ADVERTISEMENT

Salamah mengaku, tidak mengetahui penyakit yang diderita anaknya ini. Dia beralasan jarang memeriksakan anaknya ke klinik atau fasyankes lainnya. Alasan keterbatasan ekonomi menjadi faktor utama Siti Salamah jarang memeriksakan anaknya.

"Yang menjadikan bingung itu tidak tahu sakitnya apa. Dulu, sudah lama pernah periksa tapi katanya tidak ada penyakit, tapi kok malah tambah parah. Kalau mau periksa lagi tidak ada biaya," ucapnya.

Meski masuk keluarga miskin, keluarga ini tidak masuk program BPJS PBI yang dibiayai pemerintah. Malahan, kata Salamah, dirinya sempat menjadi anggota BPJS mandiri.

"Kalau BPJS yang PBI tidak masuk. Malahan pernah ikut yang mandiri, tapi sudah lama tidak pernah membayar iuran," ungkapnya.

Sebagai ibu, Salamah berharap, anaknya ini bisa tumbuh normal seperti anak-anak lain. Wanita ini berharap bisa memiliki BPJS PBI agar tidak dibebani biaya berobat anaknya.

"Selama merawat anak ini, beberapa kali periksa dengan biaya sendiri. Tapi sekarang sudah tidak pernah lagi. Penginnya sih dapat BPJS PBI untuk keperluan berobat anak," harap Salamah.

Selanjutnya Salamah dan keluarga tinggal di rumah tak layak huni dan belum pernah menerima bantuan pemerintah...

Tinggal di Rumah Tak Layak Huni

Selama ini, keluarga ini menempati rumah gubuk dari anyaman bambu di RT 02/RW 03 Desa Padakaton, Kecamatan Ketanggungan. Rumah dengan ukuran 7 meter x 8 meter ini merupakan milik kakaknya.

Kondisi rumah pun jauh dari layak huni. Semua dinding terbuat dari anyaman bambu yang sudah lapuk termakan usia.

Salamah pun mengaku tidak memiliki rumah atau sebidang tanah.

"Ada rumah milik orang tua, tapi kondisinya lebih parah. Jadi sementara numpang di rumah kakak," lanjutnya.

Balita di Brebes sangat kurus dan cuma berbobot 5 kg. Keluarganya tak punya biaya berobat. Foto diambil Senin (31/10/2022).Balita di Brebes sangat kurus dan cuma berbobot 5 kg. Keluarganya tak punya biaya berobat. Foto diambil Senin (31/10/2022). Foto: Imam Suripto/detikJateng

Ketua RT 02 RW 3 Desa Padakaton, Abdul Azis mengaku, keluarga Salamah masuk katagori sangat miskin. Namun, keluarga ini disebut tidak terdaftar sebagai penerima bantuan seperti PKH dan sejenisnya.

Satu-satunya program bansos yang pernah mereka terima adalah BLT yang bersumber dari Dana Desa.

"Kalau bantuan dana desa itu kan memang untuk keluarga yang tidak menerima PKH atau bantuan lainnya. Jadi keluarga Salamah ini saya ikutkan supaya dapat bantuan," ungkap Azis.

Halaman 2 dari 2
(ams/aku)


Hide Ads