Daebak! Paduan Suara Teknik Undip Sabet Juara Ajang Internasional di Korea

Daebak! Paduan Suara Teknik Undip Sabet Juara Ajang Internasional di Korea

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Kamis, 27 Okt 2022 16:52 WIB
PSMT Undip saat bertanding di Korea Selatan.
PSMT Undip saat bertanding di Korea Selatan. Foto: Dok PSMT Undip.
Semarang -

Paduan Suara Mahasiswa Teknik Universitas Diponegoro (PSMT Undip) menorehkan prestasi Internasional. Kali ini tim tersebut menggaet sejumlah penghargaan di 18th Busan Choral Festival & Competition di Korea Selatan.

Dalam ajang yang digelar pada 19-22 Oktober 2022 PSMT Undip meraih 1st Prize winner dalam kategori Classical Mixed & Equals, 3rd Prize winner dalam kategori Ethnic/Traditional, dan mendapat special jury awards yaitu Best presentation dalam kategori Ethnic/Traditional.

PSMT Undip juga masuk dan bertanding dalam Grand Prix Round dan menjadi Pemenang 18th Busan Choral Festival & Competition serta mendapatkan Grand Prize sebesar 20.000 USD.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wakil Ketua PSMT Undip, Simon Credo (21), mengatakan untuk ajang di Busan itu mereka berlatih selama enam bulan. Kompetisi itu diikuti 1.500 orang dari 36 tim asal 6 negara.

"Jadi persiapan kami kemarin dimulai secara daring di bulan April, lalu dilanjut secara luring di kampus Undip dari awal Mei hingga Oktober ini. Total latihan kira-kira sekitar 6 bulan," kata Simon kepada detikJateng, Kamis (27/10/2022).

ADVERTISEMENT

Tim yang terdiri dari 45 orang, termasuk conductor, berangkat ke Busan dan membawakan sejumlah karya. Di kategori Classical Mixed ada Mahakali (Bagus S Utomo), Fair Phyllis ( John Farmer), Ergebung (Hugo Wolf), Readymade Alice (Perttu Haapanen) dan Fajar & Senja II (Ken Steven).

PSMT Undip saat berlaga di Korea Selatan.PSMT Undip saat berlaga di Korea Selatan. Foto: Dok PSMT Undip

"Di Ethnic Category kami membawakan tiga buah karya yaitu Malin dari Bagus S. Utomo, Soleram (Jose Elberdin), Benggong (Ken Steven)," jelasnya.

"Beberapa teman-teman sangat kaget dengan suhu di Korea kemarin. Di sana kan musim gugur dan mau mendekati musim dingin, jadi suhu di sana benar-benar dingin juga. Menjadi tantangan buat para singer juga karena di suhu dingin kan tenggorokan lebih cepat kering dan berpengaruh pada kualitas suara kami seperti itu," imbuh Simon.

"Kami sudah membawa persiapan kami untuk masalah tenggorokan, jadi ada beberapa teman yang membawa jahe yang bisa diseduh dengan air hangat, ada juga yang membawa permen dan obat pelega tenggorokan, seperti itu. Tapi memang yang paling mudah adalah menjauhi air es dan gorengan, kalau bisa sering-sering minum minuman yang hangat," jelasnya.

Selengkapnya baca di halaman berikutnya...

Simon menyebut dirinya bersama teman-teman paduan suara dari Fakultas Teknik Undip bangga bisa membawakan lagu Indonesia di kancah Internasional dan mendapat penghargaan. Bertemu dengan choir luar negeri juga menjadi bonus tak ternilai baginya.

"Hal menarik lainnya adalah kami dapat bertemu teman-teman choir di luar indonesia, jadi bisa membuka mata lebih luas soal perpaduan suara, apalagi ini kan ranahnya internasional. Menjadi kebanggaan juga buat kami, PSM Teknik Undip bisa membawakan beberapa lagu Indonesia ke luar negeri dan Puji Tuhan bisa mendapatkan Gelar Champion," tutup Simon.

Halaman 2 dari 2
(apl/dil)


Hide Ads