Mengenal Hari Diwali 24 Oktober 2022 dan Festival Cahaya di India

Mengenal Hari Diwali 24 Oktober 2022 dan Festival Cahaya di India

Tim detikJateng - detikJateng
Senin, 24 Okt 2022 15:25 WIB
People light lamps on the banks of river Saryu in Ayodhya, India, Friday, Nov. 13, 2020. The northern Indian city of Ayodhya kept its Guinness World Record for a second straight year by lighting more than 584,572 oil lamps and keeping them burning for at least 45 minutes on the banks of the river Saryu as part of the celebration of Diwali, the annual Hindu festival of lights. (AP Photo/Rajeev Bhatt)
Perayaan Hari Diwali di India. Foto: AP/Rajeev Bhatt
Solo -

Hari ketiga Diwali diperingati pada Senin, 24 Oktober 2022. Apa itu Hari Diwali yang juga disebut dengan Festival Cahaya? Berikut penjelasan tentang Hari Diwali dan serangkaian acaranya.

Tentang Hari Diwali

Dilansir situs Britannica, Diwali atau Divali, merupakan salah satu festival keagamaan utama dalam agama Hindu, Jainisme, dan Sikhisme. Festival ini berlangsung selama lima hari, dari hari ke-13 paruh gelap bulan lunar Ashvina hingga hari kedua paruh cahaya bulan lunar Karttika (tanggal yang sesuai dalam kalender Gregorian biasanya jatuh pada akhir Oktober dan November).

Nama Diwali atau Divali berasal dari istilah Sansekerta yaitu 'dipavali', yang berarti 'deretan cahaya'. Festival ini umumnya melambangkan kemenangan cahaya atas kegelapan. Hari ketiga Diwali diperingati hari ini, Senin 24 Oktober 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut situs web britannica.com, perayaan Diwali tergantung pada wilayah dan tradisi masing-masing. Di kalangan umat Hindu, kebiasaan yang paling umum ialah dengan menyalakan diyas atau lampu gerabah kecil yang diisi minyak.

Diyas itu dinyalakan pada malam bulan baru untuk mengundang kehadiran Dewi Kekayaan, Lakshmi. Di India Utara, Britannica menyebutkan, festival ini juga untuk merayakan kepulangan Raja Rama (bersama dengan Sita, Lakshmana, dan Hanuman) ke kota Ayodhya setelah mengalahkan Rahwana sang raja iblis.

ADVERTISEMENT

Adapun di India Selatan, festival ini untuk menandai kekalahan Krishna dari iblis Narakasura.

"Beberapa orang India merayakan Diwali sebagai peringatan pernikahan Lakshmi dan Wisnu, sementara yang lain merayakannya sebagai hari ulang tahun Lakshmi," dikutip dari britannica.com pada Senin (24/10).

Perayaan Hari Diwali

Selama festival, diyas dinyalakan dan ditempatkan dalam barisan di sepanjang tembok pembatas kuil dan rumah. Diyas juga dan diapungkan di sungai. Rumah-rumah didekorasi, dan lantai di dalam maupun luar ditutupi dengan rangoli (desain rumit yang terbuat dari beras berwarna, pasir, atau kelopak bunga).

Sedangkan pintu dan jendela rumah tetap dibiarkan terbuka dengan harapan Dewi Lakshmi akan menemukan jalan masuknya dan memberkati penghuninya dengan kekayaan dan kesuksesan.

5 Nama Hari Diwali dan Acaranya

Hari pertama dikenal sebagai Dhanteras, ditujukan untuk membersihkan rumah dan membeli barang-barang kecil dari emas. Dewi Lakshmi menjadi fokus ibadah pada hari itu.

Hari kedua disebut Naraka Chaturdashi atau Choti Diwali, yaitu memperingati kehancuran Narakasura oleh Krishna. Doa juga dipanjatkan untuk arwah leluhur.

Selengkapnya tentang Hari Diwali ada di halaman selanjutnya...

Hari ketiga, Lakshmi Puja, para anggota keluarga mencari berkah dari Dewi Lakshmi untuk memastikan kemakmuran mereka, dengan cara menyalakan diyas, lilin, kembang api, dan mengunjungi kuil. Hari ketiga inilah yang menjadi hari utama festival Diwali.

Hari keempat, dikenal sebagai Goverdhan Puja, Balipratipada, atau Annakut, ialah untuk memperingati kekalahan Kresna atas Indra, raja para dewa. Goverdhan Puja ini juga merupakan hari pertama Karttika dan awal tahun baru dalam penanggalan Vikrama (Hindu), saat di mana para pedagang melakukan upacara keagamaan dan membuka buku rekening baru.

Hari kelima disebut Bhai Dooj, Bhai Tika, atau Bhai Bij, yaitu untuk merayakan ikatan antara saudara dan saudari. Pada hari itu para saudara perempuan berdoa untuk kesuksesan dan kesejahteraan saudara lelaki mereka.

Diwali dalam Jainisme, Shikhisme, dan Buddha

Diwali umumnya adalah waktu untuk mengunjungi, bertukar hadiah, mengenakan pakaian baru, berpesta, memberi makan orang miskin, dan menyalakan kembang api (meskipun pertunjukan semacam itu telah dibatasi untuk membatasi kebisingan dan pencemaran lingkungan lainnya).

Menurut Britannica, Diwali juga merupakan festival penting dalam Jainisme. Begitu pula dalam Sikhisme, Diwali dirayakan sejak abad ke-18.

Selain sebagai salah satu festival keagamaan utama dalam agama Hindu, Jainisme, dan Sikhisme, dalam Britannica disebutkan, Diwali juga dirayakan oleh beberapa umat Buddha. Namun, Diwali bukan festival utama agama Buddha.

"Diwali dirayakan umat Buddha sebagai peringatan hari ketika Kaisar Ashoka masuk agama Buddha pada abad ke-3 SM. Minoritas Buddhis Vajrayana di antara orang-orang Newar di Nepal merayakannya dengan menyalakan lampu, mendekorasi kuil dan biara, dan memuja Buddha," tulis britannica.com.

Halaman 2 dari 2
(dil/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads