Hari Osteoporosis Sedunia atau World Osteoporosis Day diperingati tiap tanggal 20 Oktober. Berikut sejarah tentang Hari Osteoporosis Sedunia yang diperingati hari ini, Kamis (20/10/2022), dan serba-serbi osteoporosis yang meliputi gejala dan upaya pencegahannya.
Sejarah Hari Osteoporosis Sedunia
Peringatan Hari Osteoporosis Sedunia diselenggarakan dengan berbagai kampanye dan kegiatan yang mempromosikan diagnosis dini osteoporosis, pengobatannya, serta tips pencegahannya.
Dilansir situs Pace Hospitals dari India, Hari Osteoporosis Sedunia pertama kali diperingati pada tanggal 20 Oktober 1996. Penyelenggaranya adalah Perhimpunan Osteoporosis Nasional Inggris yang berkolaborasi dengan Komisi Eropa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, pada tahun 1997, International Osteoporosis Foundation (IOF) menyelenggarakan Hari Osteoporosis Sedunia atau World Osteoporosis Day (WOD). Sejak awal, berbagai organisasi telah mendukung hari itu.
Pada 1998 dan 1999, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mulai mensponsori peringatan Hari Osteoroporis Sedunia dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan osteoporosis dan penyakit tulang metabolik.
Pada 1999, Hari Osteoporosis Sedunia diperingati dengan tema khusus untuk pertama kalinya.
Tentang Osteoporosis
Menurut Ditjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, osteoporosis adalah suatu penyakit tulang yang ditandai dengan adanya penurunan masa tulang dan perubahan struktur pada jaringan tulang.
Osteoporosis menyebabkan kerentanan tulang meningkat disertai kecenderungan terjadinya fraktur, terutama pada proksimal femur, tulang belakang dan tulang radius.
Kata osteoporosis berasal dari Bahasa Yunani yang artinya 'tulang' dan 'lubang', menunjukkan pada kita bahwa tulang yang terkena menjadi berlubang-lubang pada strukturnya.
Meskipun ukuran tulang ini tetap sama dan dari luar tampak normal, kecuali pada vertebra yang hancur, sebenarnya bahan tulang sudah berkurang di dalam komposisinya. Ini membuat tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Gejala Osteoporosis
Menurut situs web yankes.kemkes.go.id, mengungkapkan gejala terjadinya osteoporosis agak sulit untuk dilakukan. Sebab, penyakit osteoporosis terjadi secara diam-diam.
Tentang gejala osteoporosis dan cara mendeteksinya ada di halaman selanjutnya...
Berkurangnya massa tulang dan tulang menjadi rapuh baru disadari setelah timbul dampak seperti berikut ini:
- Nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata
- Nyeri timbul mendadak
- Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yg terserang
- Nyeri berkurang pada saat istirahat di tempat tidur
- Nyeri ringan saat bangun tidur dan akan bertambah jika melakukan aktivitas
- Deformitas vertebra thorakalis, penurunan tinggi badan.
Mendeteksi Osteoporosis
Dikutip dari yankes.menkes.go.id, diagnosis osteoporosis umumnya secara klinis sulit dinilai karena tidak ada rasa nyeri pada tulang saat osteoporosis terjadi, walau osteoporosis lanjut.
Khususnya pada wanita-wanita menopause dan pasca menopause, rasa nyeri di daerah tulang dan sendi dihubungkan dengan adanya nyeri akibat defisiensi estrogen.
Jadi secara anamnesa, menurut yankes.kemkes.go.id, mendiagnosis osteoporosis hanya dari tanda sekunder yang menunjang terjadinya osteoporosis. Ada tiga pemeriksaan yang bisa dilakukan, yaitu:
Pemeriksaan Fisik
Tinggi badan dan berat badan harus diukur pada setiap penderita osteoporosis. Demikian juga gaya berjalan penderita osteoporosis, deformitas tulang, nyeri spinal. Penderita dengan osteoporosis sering menunjukkan kifosis dorsal atau gibbus dan penurunan tinggi badan.
Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologi yang khas pada osteoporosis adalah penipisan korteks dan daerah trabekular yang lebih lusen. Hal ini akan tampak pada tulang-tulang vertebra yang memberikan gambaran picture frame vertebra.
Pemeriksaan Densitas Massa Tulang (Densitometri)
Densitas massa tulang berhubungan dengan kekuatan tulang dan resiko fraktur untuk menilai hasil pemeriksaan densitometri tulang, digunakan kriteria kelompok kerja WHO, yaitu:
- Normal bila densitas massa tulang di atas -1 SD rata-rata nilai densitas massa tulang orang dewasa muda (T-score)
- Osteopenia bisa densitas massa tulang diantara -1 SD dan -2,5 SD dari T-score
- Osteoporosis bila densitas massa tulang -2,5 SD T-score atau kurang
- Osteoporosis berat yaitu osteoporosis yang disertai adanya fraktur.