Bulan Oktober diperingati sebagai Bulan Kesadaran Kanker Payudara atau Breast Cancer Awareness Month. Berikut sejarah tentang Bulan Kesadaran Kanker Payudara dan serba-serbi kanker payudara di Indonesia yang perlu kamu ketahui.
Sejarah Bulan Kesadaran Kanker Payudara
Menurut situs Kementerian Kesehatan RI, Oktober diperingati sebagai Bulan Kesadaran Kanker Payudara, kampanye tahunan untuk meningkatkan kesadaran tentang Kanker Payudara.
Dilansir situs Brevard Health Alliance, Bulan Kesadaran Kanker Payudara dimulai pada 1985, sebagai kemitraan antara American Cancer Society dan Divisi Farmasi dari Imperial Chemical Industries. Seorang penyintas kanker payudara, Betty Ford, membantu memulai acara itu selama sepekan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Betty Ford didiagnosis mengidap kanker payudara ketika suaminya, Gerald Ford, presiden Amerika Serikat ke-38, membawa lebih banyak perhatian pada kanker payudara.
Menurut situs brevardhealth.org, tujuan awal Bulan Kesadaran Kanker Payudara ialah mengedukasi para wanita tentang kanker payudara dan tes deteksi dini agar mereka dapat menjaga kesehatan payudara mereka.
Selama Oktober, para penyintas kanker payudara dan penderita kanker payudara didorong untuk berbagi cerita. Bulan ini juga didedikasikan untuk mengumpulkan dana untuk penelitian kanker payudara dan penyebab terkait lainnya.
Tentang Kanker Payudara di Indonesia
Menurut situs kemkes.go.id, kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia, serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker.
Data Globocan tahun 2020 menyebutkan, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Adapun jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus.
''70% dideteksi sudah di tahap lanjut, kalau kita bisa mendeteksi di tahap awal mungkin kematiannya bisa kita tanggulangi,'' kata Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Elvida Sariwati, dalam Temu Media Hari Kanker Sedunia, Rabu (2/2/2022), dikutip dari kemkes.go.id.
Tentang kerja sama Kemenkes dan YKPI ada di halaman selanjutnya...
Tingginya angka kanker payudara di Indonesia menjadi prioritas penanganan oleh pemerintah tanpa mengabaikan kanker jenis lainnya. Dalam Rencana Aksi Nasional Kanker 2022, Strategi Nasional Penanggulangan Kanker Payudara Indonesia mencakup 3 pilar yakni promosi kesehatan, deteksi dini, dan tata laksana kasus.
Secara rinci, ketiga pilar itu menargetkan 80% perempuan usia 30-50 tahun dideteksi dini kanker payudara, 40% kasus didiagnosis pada stage 1 dan 2, dan 90 hari untuk mendapatkan pengobatan.
Untuk mencapai target itu, Kementerian Kesehatan dibantu berbagai pihak seperti Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI). Dengan program unggulan sosialisasi skrining dan deteksi dini kanker payudara, YKPI telah menjangkau lebih dari 150.000 peserta baik secara daring dan luring pada 2016-2021.
''Sejak tahun 2016-2021, YKPI bekerjasama dengan kabupaten/kota melakukan sosialisasi skrining dan deteksi dini kanker payudara. Sudah 150.000 peserta yang kami anggap sebagai tokoh-tokoh masyarakat yang akan meneruskan ke bawah, bahkan beberapa organisasi perempuan sudah memasukkan skrining dan deteksi dini kanker payudara sebagai program kerjanya,'' kata Ketua YKPI, Linda Agum Gumelar, dikutip dari kemkes.go.id.