Proyek Normalisasi Sungai Tak Picu Banjir di Semarang, Tapi Ini Penyebabnya

Proyek Normalisasi Sungai Tak Picu Banjir di Semarang, Tapi Ini Penyebabnya

Afzal Nur Iman - detikJateng
Jumat, 14 Okt 2022 17:55 WIB
Penampakan banjir di RW 07 Kecamatan Wonosari, Semarang Kamis (13/10/2022) sekitar pukul 15.00 WIB tadi.
Penampakan banjir di RW 07 Kecamatan Wonosari, Semarang Kamis (13/10/2022) sekitar pukul 15.00 WIB. Foto: dok. Ketua RW 07 Kecamatan Wonosari, Semarang, Mashyudi.
Semarang -

Pengerjaan normalisasi Sungai Beringin dituding menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir yang terjadi 6 RW di Kota Semarang kemarin. Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana sebagai penanggung jawab proyek buka suara.

PK Sungai Pantai 2 BBWS Pemali-Juana, Dani Prasetyo mengatakan proyek normalisasi Sungai Beringin tidak menyebabkan banjir tersebut. Proyek normalisasi ini justru untuk mengantisipasi banjir di kemudian hari.

"Banjir yang kemarin kejadian itu memang kemarin debitnya kalau berdasarkan hitungan kami itu lebih besar dibanding yang biasanya terjadi. Posisi kemarin itu salah satunya ada sumbatan dari Jembatan Nasional itu sampahnya menumpuk," kata Dani saat dihubungi, Jumat (14/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai informasi, banjir terjadi di RW 01, RW 02, RW 04, RW07 Kelurahan Mangkang Wetan, Kecamatan Tugu dan di RW 06 dan RW 07 Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan. Banjir kemarin itu datang sekitar pukul 15.00 WIB dengan ketinggian beragam dengan titik paling parah mencapai hampir 1 meter. Pukul 17.30 WIB banjir sudah surut.

Dani menjelaskan bila lokasi permukiman yang terkena banjir berada di dataran yang lebih rendah dibandingkan dengan batas sungai. Oleh karena itu, ketika debit air meluap, air akan turun ke permukiman.

ADVERTISEMENT

"Karena drainase jalan itu kan posisinya lebih rendah dari sungai ketika air sungainya tinggi, drainasenya tidak bisa masuk," ujarnya.

Meski begitu, dia membenarkan ada beberapa titik saluran yang menjadi celah masuknya air ke permukiman. Hal itu karena proses normalisasi sungai belum selesai.

"Ada beberapa titik yang kemarin banjir karena air sungainya tinggi, karena air dari permukiman kan tidak bisa masuk terus sehingga menumpuk sehingga posisinya menimbulkan banjir di beberapa permukiman sama di jalan," ungkap Dani.

"Di beberapa titik yang belum kami kerjakan itu salah satunya terkendala pembebasan lahan yang sampai saat ini belum terselesaikan oleh Pemkot Semarang," sambungnya.

Selengkapnya tentang target pengerjaan proyek normalisasi Sungai Beringin...

Proyek Normalisasi Ditarget Rampung Desember 2022

Saat ini, pengerjaan normalisasi Sungai Beringin itu sudah mencapai 80 persen dengan target selesai di bulan Desember. Proyek normalisasi sepanjang 4,25 kilometer itu nantinya akan bisa menampung debit air 371 kubik meter per detik dari sebelumnya 100 kubik meter per detik.

"4,25 kilo dengan lebar sungai rata-rata 25 sampai 30 meter. Itu untuk menampung debit 371 kubik meter per detik, kejadian banjir kemarin di kisaran 250 meter kubik per detik," jelasnya.

Sebelumnya, Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman menyebut selain karena hujan deras, banjir juga terjadi karena pengerjaan normalisasi tak memasang pintu untuk saluran air.

"Penyebab banjir ini tadi saya kan langsung ke lokasi, kebetulan Sungai Beringin sedang di normalisasi. Ada beberapa titik simpul pertemuan anak sungai dengan Sungai Beringin, ini yang mestinya dipasang pintu tapi pintu ini ditinggal dia lebih mengejar ke sheet pile-nya dulu yang dipasang sehingga ada beberapa titik ini belum dipasang. Air lewat situ memang debit airnya luar biasa," katanya, Kamis (14/10).

Halaman 2 dari 2
(ams/apl)


Hide Ads