BPBD Catat Bencana Hidrometeorologi di Banyumas, Cilacap hingga Wonosobo

BPBD Catat Bencana Hidrometeorologi di Banyumas, Cilacap hingga Wonosobo

Afzal Nur Iman - detikJateng
Jumat, 14 Okt 2022 14:23 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat meresmikan Flyover Ganefo Demak, Kamis (13/10/2022). Ganjar disambut warga yang protes penutupan jalan.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kamis (13/10/2022). Ganjar merespons antisipasi dampak cuaca ekstrem di Jateng. Foto: dok. Pemprov Jateng
Semarang -

BPBD Jawa Tengah mencatat bencana hidrometeorologi dampak cuaca ekstrem sudah terjadi di beberapa wilayah seperti Banyumas, Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Wonosobo. Kepala BPBD Jateng Bergas C meminta BPBD di 35 kabupaten/kota mengaktifkan posko.

Bergas mengatakan BPBD di daerah juga diminta untuk berkoordinasi dengan dinas terkait di wilayahnya.

"Pertama komunikasi, kemudian kuncinya percepatan penanganan, speed. Dari segi logistik kami dari BPBD Provinsi siap melakukan pendampingan, support, dan cover berkait dengan kebutuhan dan sekiranya ada kekurangan," kata Bergas dalam keterangan tertulis, Jumat (14/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebab, bencana hidrometeorologi disebut sudah terjadi di beberapa wilayah seperti Banyumas, Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Wonosobo. Terkait personel dan anggaran, Bergas menyebut sudah siaga.

"Personel di semua kabupaten/kota ada relawan dan BPBD serta instansi terkait. Dana siaga bencana ketika ada penetapan status keadaan darurat, maka pemerintah bisa menggunakan Belanja Tak Terduga (BTT). Semua OPD sudah diberikan anggarannya, tinggal syarat dan pendukung untuk bisa memanfaatkan dan menggunakannya untuk penanganan bencana," pungkas Bergas.

ADVERTISEMENT

Sementara itu Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengumpulkan sejumlah pihak untuk menyiapkan antisipasi terkait dampak cuaca ekstrem. Ganjar menyampaikan respons cepat menjadi kunci pencegahan dan penanganan bencana di Jateng.

"Yang penting pertama adalah informasi, seperti curah hujan dari BMKG, kondisi tanah dari Badan Geologi termasuk dari (Dinas) ESDM kami yang coba kita sebarkan. Kemudian, memunculkan awareness, maka kawan-kawan relawan, kades, penting untuk mengetahui supaya responnya bisa cepat," kata Ganjar.

"Kita undang relawan, dinas ke sini tumplek blek untuk siaga. Termasuk alatnya, kita mau saat digunakan berfungsi dan logistik juga. Kita pantau agar bisa respons cepat," urainya.

Di Semarang, Ganjar menyebut ada tiga rumah pompa yang siap digunakan di tempat-tempat yang rawan banjir. Selain itu, Ganjar juga sudah membeli tambahan lima pompa mobile.

Rumah pompa itu berada di Kawasan Industri Terboyo Semarang (KITS), Pasar Waru, dan Kali Sringin. Sedangkan lima mobil pompa tersebut disebar ke titik rawan bencana banjir atau rob antara lain Pekalongan, Tegal, Semarang, hingga Kudus.

"Alhamdulillah banyak pompa baru yang kita bangun dan sekarang sudah jadi dan tadi sudah dicek bagus sekali, sungainya juga sudah dikeruk bagus sekali," ujarnya.




(rih/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads