Musim Pancaroba di Boyolali, Waspada Angin Kencang Lur!

Musim Pancaroba di Boyolali, Waspada Angin Kencang Lur!

Jarmaji - detikJateng
Senin, 10 Okt 2022 16:23 WIB
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Boyolali, Widodo Munir
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Boyolali, Widodo Munir (Foto: Jarmaji/detikJateng)
Boyolali -

Dalam dua hari terakhir sebagian wilayah Boyolali dilanda cuaca ekstrem, yakni hujan deras disertai angin kencang pada sore hari. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali mengimbau masyarakat selalu waspada.

"Untuk angin kencang, kalau musim begini (pancaroba) semua (wilayah Kabupaten Boyolali) berpotensi," kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Widodo Munir, kepada wartawan di kantornya, Senin (10/10/2022).

Munir mengatakan semua wilayah Kabupaten Boyolali saat musim pancaroba ini rawan hujan deras disertai angin kencang. Dari catatan BPBD Boyolali, dalam dua hari terakhir ada laporan pohon tumbang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Angin kencang terjadi di beberapa tempat, beberapa pohon tumbang. Kemarin di Kuwiran (Kecamatan Banyudono) menutup jalan nasional, kemudian di Kecamatan Sawit menutup jalan desa," ungkap Widodo.

"Tapi alhamdulllah TRC (tim reaksi cepat) bersama masyarakat setempat dan relawan segera mengambil langkah sehingga dalam waktu yang tidak lama sudah bisa diselesaikan. Korban jiwa tidak ada. Ada (pohon tumbang) yang menimpa rumah, tapi berapa nilai kerugiannya laporannya belum masuk ke saya," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Widodo pun mengimbau masyarakat untuk waspada dan selalu siaga terhadap bencana alam di musim pancaroba ini. Dia mengimbau agar pohon-pohon besar yang berada di dekat rumah dan berpotensi mudah roboh agar ditebang sebagai antisipasi.

BPBD Boyolali juga telah menyiapkan alat-alat pemotong seperti gergaji, untuk memotong pohon-pohon yang tumbang jika terjadi angin kencang maupun puting beliung. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Boyolali pun siaga 24 jam.

"Dalam waktu paling lambat 10 menit setelah mendapat laporan, sudah harus bergerak," ujarnya.

Widodo menambahkan musim penghujan ini juga berpotensi rawan banjir. Oleh karena itu, dia meminta agar masyarakat tidak membuang sampah ke selokan, parit maupun sungai karena akan mengakibatkan saluran mampet.

"Kepada masyarakat diminta paling penting ini adalah melakukan pengelolaan sampah. Pilah sampah dan buang sampah di tempat yang benar, karena banjir di Boyolali itu terutama bukan banjir bandang dari hulu sungai, tapi banjir karena air hujan masuk melalui drainase atau selokan tersumbat sampah. Jadi diminta kepada masyarakat untuk sadar mengelola sampahnya," imbau dia.

Dia menyebut daerah rawan banjir di Boyolali yaitu Kecamatan Banyudono, Ngemplak, Juwangi dan Kecamatan Wonosegoro. Pihaknya pun meminta sekolah maupun lingkungan RT mengecek kondisi di daerahnya.

"Kami juga menyiapkan satu alat berat yang siaga 24 jam untuk mengantisipasi jika terjadi tanah longsor dan diperlukan alat berat maka akan langsung bergerak. Dalam waktu paling lambat 10 menit setelah menerima laporan harus sudah bergerak," tambah dia.

Untuk diketahui, daerah rawan longsor di Boyolali yaitu Kecamatan Tamansari, Musuk, Cepogo, Selo. Termasuk di jalur wisata Solo-Selo-Boroburur (SSB) di wilayah Kecamatan Cepogo dan Selo, yang juga rawan tanah longsor. Di lokasi tersebut bahkan tanah longsor sering
menutup akses jalan Boyolali-Magelang itu.




(ams/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads