Kholilurrohman (12) menyandang cerebral palsy sejak dilahirkan. Namun kondisinya itu tidak menyurutkan semangatnya untuk berprestasi. Awal Oktober ini, bocah yatim itu meraih juara III lomba tahfidz Quran tingkat kabupaten yang digelar Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT).
Saat detikJateng berkunjung di rumahnya, Sabtu (8/10), Maman begitu panggilan akrabnya tengah bermain jimbe. Rumahnya berada di Bintaro RT 01/RW 12 Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.
Ibu Maman, Khoiriyah (44), menuturkan, Maman terlahir di rumah dalam kondisi prematur dengan berat 1,4 ons. Kemudian, dirujuk menuju rumah sakit dan menjalani perawatan selama 23 hari.
"Disana (rumah sakit) bukannya malah naik berat badannya, tapi malah turun terus pulang. Sampai 8 bulan berat badannya normal 7 kg, tapi mengalami panas tinggi sehingga tumbuh kembangnya terlambat lagi," katanya saat ditemui di rumahnya, Sabtu (8/10/2022).
Ketika itu, berbagai upaya telah dilakukan demi kesembuhan anak keduanya, itu. Kemudian saat usia 1,5 tahun mengalami kejang-kejang terus dibawa ke rumah sakit.
Pernah juga mengalami hernia, saat itu orangtuanya tidak tega jika harus melihat Maman dioperasi. Untuk itu, kemudian orang tuanya mencari pengobatan alternatif. Pengobatan alternatif untuk hernia ini dilakukan selama 1,5 tahun.
"Alhamdulillah sudah sembuh, terus setelah panas tinggi nggak tumbuh kembang mulai menurun-nurun. Terus 1,5 tahun saya bawa ke Secang untuk terapi. Berangkat pagi jam 6 naik bus sampai umur 3 tahun," ujarnya.
"Itu belum ada perkembangan, terus saya bawa lagi ke Kolokendang (terapi). Alhamdulillah bisa tengkurap, bisa duduk sendiri. Usia TK (taman kanak-kanak) saya masukan di TK," katanya.
Kini Maman telah duduk di kelas VI SDN Gunungpring 3. Ia pun bersekolah umum dan berbaur dengan teman-temannya. Kemudian, setiap harinya diantar ibunya dengan sepeda motor dan digendong hingga sampai di dalam kelasnya.
Mulai pagi sekolah di SD Gunungpring 3 sampai pukul 14.00 WIB. Setelah itu, Maman diantar ibunya belajar di Madrasah Diniyah (Madin) hingga pukul 16.30 WIB. Setelah itu, masih mengaji Alquran di salah satu pondok pesantren di Gunungpring dan malamnya mengaji lagi di musala kampungnya.
"Karena CP, cerebral palsy. (hambatan jalan) Nggih. Ya biasa guyonan (dengan teman-temannya). Bisanya seperti itu (menunjuk Maman) duduk, merangkak," ujar dia seraya menyebut Maman juga mengalami gangguan penglihatan karena minus 6, itu.
Pada, Minggu (3/10) lalu, Maman mewakili Madin untuk mengikuti lomba hafiz se-Kabupaten Magelang. Lomba tersebut diadakan oleh Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT). Dalam lomba Pekan Olahraga Seni Diniyah se-Kabupaten Magelang tersebut, Maman menjadi juara ketiga untuk hafiz.
Kisah Maman yang rajin puasa dan kurban di halaman berikutnya
Simak Video "Dapat Donasi dari Sahabat Baik, Sifa Mulai Rutin Terapi dan Penuhi Kebutuhan Susu"
(ahr/ahr)