Mengenal Maman, Bocah Cerebral Palsy Juara Tahfidz Quran di Magelang

Mengenal Maman, Bocah Cerebral Palsy Juara Tahfidz Quran di Magelang

Eko Susanto - detikJateng
Minggu, 09 Okt 2022 20:27 WIB
Kholilurrohman (12), bocah cerebral palsy juara tahfidz Al Quran asal Magelang, Minggu (9/10/2022).
Kholilurrohman (12), bocah cerebral palsy juara tahfidz Al Quran asal Magelang, Minggu (9/10/2022). Foto: Eko Susanto/detikJateng
Magelang -

Kholilurrohman (12) menyandang cerebral palsy sejak dilahirkan. Namun kondisinya itu tidak menyurutkan semangatnya untuk berprestasi. Awal Oktober ini, bocah yatim itu meraih juara III lomba tahfidz Quran tingkat kabupaten yang digelar Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT).

Saat detikJateng berkunjung di rumahnya, Sabtu (8/10), Maman begitu panggilan akrabnya tengah bermain jimbe. Rumahnya berada di Bintaro RT 01/RW 12 Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.

Ibu Maman, Khoiriyah (44), menuturkan, Maman terlahir di rumah dalam kondisi prematur dengan berat 1,4 ons. Kemudian, dirujuk menuju rumah sakit dan menjalani perawatan selama 23 hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Disana (rumah sakit) bukannya malah naik berat badannya, tapi malah turun terus pulang. Sampai 8 bulan berat badannya normal 7 kg, tapi mengalami panas tinggi sehingga tumbuh kembangnya terlambat lagi," katanya saat ditemui di rumahnya, Sabtu (8/10/2022).

Ketika itu, berbagai upaya telah dilakukan demi kesembuhan anak keduanya, itu. Kemudian saat usia 1,5 tahun mengalami kejang-kejang terus dibawa ke rumah sakit.

ADVERTISEMENT

Pernah juga mengalami hernia, saat itu orangtuanya tidak tega jika harus melihat Maman dioperasi. Untuk itu, kemudian orang tuanya mencari pengobatan alternatif. Pengobatan alternatif untuk hernia ini dilakukan selama 1,5 tahun.

"Alhamdulillah sudah sembuh, terus setelah panas tinggi nggak tumbuh kembang mulai menurun-nurun. Terus 1,5 tahun saya bawa ke Secang untuk terapi. Berangkat pagi jam 6 naik bus sampai umur 3 tahun," ujarnya.

"Itu belum ada perkembangan, terus saya bawa lagi ke Kolokendang (terapi). Alhamdulillah bisa tengkurap, bisa duduk sendiri. Usia TK (taman kanak-kanak) saya masukan di TK," katanya.

Kini Maman telah duduk di kelas VI SDN Gunungpring 3. Ia pun bersekolah umum dan berbaur dengan teman-temannya. Kemudian, setiap harinya diantar ibunya dengan sepeda motor dan digendong hingga sampai di dalam kelasnya.

Mulai pagi sekolah di SD Gunungpring 3 sampai pukul 14.00 WIB. Setelah itu, Maman diantar ibunya belajar di Madrasah Diniyah (Madin) hingga pukul 16.30 WIB. Setelah itu, masih mengaji Alquran di salah satu pondok pesantren di Gunungpring dan malamnya mengaji lagi di musala kampungnya.

"Karena CP, cerebral palsy. (hambatan jalan) Nggih. Ya biasa guyonan (dengan teman-temannya). Bisanya seperti itu (menunjuk Maman) duduk, merangkak," ujar dia seraya menyebut Maman juga mengalami gangguan penglihatan karena minus 6, itu.

Pada, Minggu (3/10) lalu, Maman mewakili Madin untuk mengikuti lomba hafiz se-Kabupaten Magelang. Lomba tersebut diadakan oleh Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT). Dalam lomba Pekan Olahraga Seni Diniyah se-Kabupaten Magelang tersebut, Maman menjadi juara ketiga untuk hafiz.

Kisah Maman yang rajin puasa dan kurban di halaman berikutnya

Rajin Puasa Senin-Kamis

Khoiriyah menuturkan, anak keduanya ini rutin menjalankan puasa Senin dan Kamis. Puasa tersebut telah lama dijalaninya. Sebelum tidur, terkadang bertanya dengan ibunya yang biasa dipanggil Mak soal menu sahurnya.

Keinginan untuk berpuasa ini telah lama dilakukan, namun ibunya kasihan melihat perkembangannya. Kendati demikian, almarhum bapaknya, Muhdalan berpesan jika Maman mau berpuasa jangan dihalang-halangi biar berpuasa.

"Keinginan sendiri sejak lama. TK, puasa Ramadan sudah penuh (full). Tapi kalau nggak puasa tidak kuat menahan lapar. (puasa senin kamis) Kelas V atau IV kalau nggak salah, dulu sering minta puasa saya nggak boleh karena kondisi fisiknya seperti itu, bocahe ora kuat ngeleh (anaknya tidak kuat lapar)," tuturnya.

Setiap mau puasa, Maman selalu bangun pagi untuk sahur. Biasanya pukul 03.30 WIB bangun untuk sahur. Selain rutin menjalankan puasa sunah tiap Senin dan Kamis, dia juga selaku berkurban.

Kholilurrohman (12), bocah cerebral palsy juara tahfidz Al Quran asal Magelang, Minggu (9/10/2022).Kholilurrohman (12), bocah cerebral palsy juara tahfidz Al Quran asal Magelang, Minggu (9/10/2022). Foto: Eko Susanto/detikJateng

Menabung untuk Kurban

Selain rajin puasa, Maman setiap hari juga menyisihkan uang jajannya untuk berkurban.

Setiap hari, dia mendapat uang saku untuk sekolah sekitar Rp 7 ribu, kemudian lainnya baik diniyah, menuju ponpes dan masjid masing-masing Rp 5 ribu.

Sisa uang jajannya itu selalu diserahkan kepada ibunya untuk disimpan. Hasilnya ternyata cukup lumayan.

"(uang tabungan) Iya buat kurban. Ikut kelompok sapi. Disini ada pendaftaran kurban Rp 3,5 juta, kadang saya hanya nambahi Rp 300 ribu, kadang Rp 400 ribu," ujarnya.

Cerita Maman dapat hadiah kursi roda elekterik di halaman selanjutnya

Dapat Hadiah Kursi Roda Elektrik

Saat mengikuti lomba tahfidz di SMP Terpadu Maarif, Maman bertemu dengan Ketua FKDT se-Kabupaten Magelang, Goenadi Yusuf. Kebetulan saat itu, Goenadi Yusuf menunggui jalannya lomba tersebut. Ketika itu, atas izin ibunya dan Maman difoto, kemudian foto tersebut dikirim menuju Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

"Saya kan pembina FKDT se-Kabupaten Magelang. Saya nunggui kegiatan itu, pas Maman selesai, lewat disisi saya. Saya izin ibunya , Maman nek tak foto tak kirimke Pak Ganjar oleh, gelem (Maman saya foto terus saya kirimkan ke Pak Ganjar boleh, mau). Ibunya mengizinkan dan saat itu langsung direspons sama Pak Ganjar," ujar dia.

Sedianya pada Minggu (2/10), setelah foto dikirim langsung direspons Ganjar dan hari itu juga ditunggu di rumah dinas. Kemudian baru keesokan harinya, Senin (3/10), Maman diantarkan menuju gubernuran bertemu dengan Ganjar. Ketika itu, kebetulan kepala sekolah diniyah maupun orang yang pernah dibantu Goenadi mendapatkan kursi roda juga ikut. Kemudian, Maman pun mendapatkan kursi roda elektrik.

"Harapannya nanti kalau elektrik itu ya membantu sedikit-sedikit lah gerak-gerak di ruang kelas, di ruang madin," tuturnya.

Sementara itu, Maman mengaku senang mendapatkan kursi roda tersebut.

"Ya senang, iya (tambah semangat), makin ditingkatkan belajarnya. Pingin dakwah, kalau sudah ridhoi ya ustadz," ujar Maman.

Maman sendiri berkeinginan setelah lulus dari SDN Gunungpring 3 akan melanjutkan di SMPN 3 Muntilan. Ia ingin meneruskan ke sekolah tersebut karena memberikan fasilitas belajar bagi difabel.

"SMPN 3 Muntilan karena kan menyediakan fasilitas difabel," ujar dia.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Lahir Piatu, Anak Pencari Ikan Alami Cerebral Palsy Pasif Tegar Hadapi Cobaan"
[Gambas:Video 20detik]
(ahr/ahr)


Hide Ads