Hujan deras mengguyur Kota Semarang sejak pukul 14.30 WIB. Hal itu menyebabkan Perumahan Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, mengalami banjir.
Banjir yang melanda Perumahan Dinar Indah mencapai setinggi betis orang dewasa. Alarm di Perumahan Dinar Indah pun menyala, menandakan air yang menggenang mencapai 50 cm.
"Iya biasa ini habis hujan banjir, masih aman, cuma 80 sentimeter, dan ini sudah mulai surut," kata Ketua RW 26 Perumahan Dinar Indah, Catur, saat dihubungi detikJateng, Minggu (14/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Air banjir yang melanda Perumahan Dinar Indah itu pun sempat memasuki rumah warga. Catur mengatakan, banjir yang memasuki rumah bisa mencapai setinggi 30 cm.
"Rumah yang paling ujung tingginya sampai 30 cm. Anak-anak dan ibu-ibu sementara ngungsi dulu di masjid," ujarnya.
"Kalau tempat saya RW 26, banjir hanya di RT 6, jumlah yang terdampak 27 KK (kepala kelurga). Kalau RW lain kurang tahu, informasi kampung batik RW 5 juga banjir," lanjutnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P Martanto membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, banjir diduga akibat adanya limpasan air dari Kali Babon.
"Lokasi di perumahan Dinar Indah Mateseh, intensitas hujan deras. Perumahan sudah mulai terendam air karena air tidak bisa masuk. Aliran sungai sudah melebihi dari Bronjong. Arus masih deras dan membahayakan," kata Endro.
Ia menduga, dengan ciri-ciri seperti itu, maka bukan tak mungkin jika debit air masih akan naik. Tim BPBD Kota Semarang pun sudah ada yang mendatangi lokasi tersebut.
"Ada limpasan di Dinar Indah dari Kali Babon, setinggi 20 cm. Concern BPBD sementara di Dinar Indah, yang bersinggungan langsung dengan pemukiman warga," ungkapnya.
Ia mengatakan, tim BBWS juga mendatangi lokasi dengan membawa bantuan pompa untuk menurunkan debit air.
"Kita berharap limpasan Kali Babon yang masuk ke pemukiman Dinar Indah itu bisa segera surut. Tim BBWS meluncur ke lokasi dengan membawa alat pompa air untuk penanganan darurat," jelasnya.
"Berikutnya kita berharap akan ada peninggian talut dengan sandbag bisa dilakukan, itu (wewenang) BBWS," lanjutnya.
Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan DPU Kota Semarang untuk melakukan penanganan pencegahan agar air dari Kali Babon tidak terus melimpas ke permukiman.
"Jadi artinya akan ada peninggian talud. Imbauannya kepada masyarakat untuk waspada, mencermati ketinggian air yang mulai melimpas," imbaunya.
(aku/aku)











































