Wali Murid SMPN 1 Losari Brebes Sambat Soal Iuran, Dindikpora Buka Suara

Wali Murid SMPN 1 Losari Brebes Sambat Soal Iuran, Dindikpora Buka Suara

Imam Suripto - detikJateng
Kamis, 29 Sep 2022 16:11 WIB
SMPN 1 Losari, Brebes.
SMPN 1 Losari, Brebes. Foto: Imam Suripto/detikJateng.
Brebes - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Brebes akhirnya buka suara menyusul adanya keluh kesah orang tua murid SMP Negeri 1 Losari terkait iuran pembangunan tanpa ada realisasinya. Dindikpora memastikan iuran wali murid telah digunakan untuk membiayai sejumlah pekerjaan renovasi serta pembuatan sarana dan prasarana sekolah.

Kepala Dindikpora Brebes, Caridah, mengatakan telah melakukan klarifikasi yang menghadirkan Kepala SMP Negeri 1 Losari, Ketua Komite, TU, bendahara, dan lainnya.

Caridah menyampaikan klarifikasi itu untuk menelusuri penggunaan dana iuran SPI yang bersumber dari para wali murid. Tujuannya untuk memastikan tidak adanya penyalahgunaan dana SPI seperti yang disampaikan oleh beberapa orang tua murid.

"Kami gercep (gerak cepat). Setelah ada pemberitaan itu langsung datangi sekolahan. Klarifikasi dengan kasek, bendahara, dan staf lain untuk memastikan ada tidaknya penyalahgunaan dana iuran SPI seperti yang dikeluhkan beberapa orang tua murid," beber Caridah kepada detikJateng, Kamis (29/9/2022).

Caridah juga meminta dokumen terkait rapat komite bersama orang tua siswa saat membahas besaran iuran SPI.

"Kami mintai juga dokumen dan notulensinya. Daftar hadir orang tua siswa kita kumpulkan untuk memastikan penarikan SPI di sekolah ini sesuai aturan atau tidak," tandasnya.

Sesuai dokumen yang ada, Caridah menyimpulkan penarikan iuran SPI itu sudah sesuai dengan aturan. Uang yang terkumpul itu digunakan untuk membiayai sejumlah pekerjaan renovasi, membangun sarana dan prasarana sekolah.

"Semua ada dokumen dan fotonya. Penarikan uang itu tidak menyalahi aturan dan uang itu dipakai untuk renovasi, sarana dan prasarana sekolah," ungkapnya.

Dihubungi terpisah, Kepala SMPN 1 Losari,Urip Hendro Wantiko membeberkan sekolah terakhir meminta iuran SPI pada 2021. Tahun 2018, 2019, 2020 dan 2022 sekolah ini tidak menarik iuran SPI.

Dari sekitar 300 siswa baru tahun 2021, hanya 30 persen yang sudah membayar. Sedangkan uang SPI yang terkumpul total kurang lebih Rp 100 juta.

"Memang tidak membuat bangunan baru, tapi bukan berarti uang tidak digunakan. Dana yang terkumpul kami belanjakan untuk 11 kegiatan perbaikan dan belanja barang. Semua ada dokumennya, foto dan kuitansi," ucapnya.

Uang hasil iuran itu kemudian dipakai untuk membiayai renovasi dan belanja sarana dan prasarana sekolah. Kepala sekolah menyebut, seluruhnya ada 11 pekerjaan dan pengadaan alat, masing-masing :


1 Pembuatan saluran air tempat cuci tangan;
2 Pembelian alat listrik, speaker, kabel;
3 Pembuatan tangga besi lipat;
4 Reparasi pintu kelas (handle);
5 Pembuatan gerobak barang;
6 Pembelian dan pemasangan kusen jendela;
7 Rehab tembok ruang kepala sekolah, guru, dapur;
8 Pengecatan gedung;
9 Service atau renovasi mebeler siswa;
10 Perbaikkan tempat duduk selasar kelas; dan
11 Penataan halaman sekolah.


(apl/dil)


Hide Ads