Wali Murid SMPN Brebes Sambat Dipungut Uang Gedung tapi Tak Ada Pembangunan

Wali Murid SMPN Brebes Sambat Dipungut Uang Gedung tapi Tak Ada Pembangunan

Imam Suripto - detikJateng
Senin, 26 Sep 2022 20:40 WIB
Sumbangan sekolah SMP Negeri di Brebes.
Sumbangan sekolah SMP Negeri di Brebes. Foto: Imam Suripto/detikJateng.
Brebes - Sejumlah orang tua murid SMP Negeri 1 Losari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, mengeluhkan adanya sumbangan pengembangan institusi (SPI). Pasalnya, pihak sekolah menarik sumbangan tapi tidak dibarengi dengan adanya pembangunan.

Salah satu keluhan disampaikan oleh seorang wali murid yang minta namanya disamarkan. Wali murid tersebut menyampaikan dalam kurun waktu beberapa tahun, pihak sekolah selalu menarik sumbangan pembangunan rata-rata Rp 500 ribu per anak. Tetapi yang jadi pertanyaan wali murid, kata dia, uang yang terkumpul tidak digunakan untuk membangun apa pun.

"Saat anak saya masuk, disodori pilihan besaran uang sumbangan yang akan dibayar. Pilihan besarannya masing-masing Rp 700 ribu, Rp 600 ribu dan terkecil Rp 500 ribu. Kebanyakan dari orang tua siswa memilih jumlah yang terkecil, yakni Rp 500 ribu," terangnya, Senin (26/9/2022).

Selain uang gedung, tambahnya, wali murid juga disodori surat pernyataan bersedia memberikan sumbangan sukarela. Sumbangan ini sesuai dalam surat akan dipakai untuk biaya operasional pendidikan peningkatan sumber daya manusia. Besaran sumbangan itu bisa dipilih sesuai kemampuan orang tua, masing masing Rp 240 ribu, Rp 360 ribu, dan Rp 480 ribu.

"Yang saya tahu, karena anak saya disitu, ada sumbangan uang gedung. Disitu ada pilihan yang terkecil Rp 500 ribu. Sedangkan untuk bantu operasional sekolah saya ambil yang per bulannya Rp 20 ribu," terangnya.

Menurut wali murid ini, meski meminta sumbangan ke orang tua murid, uang yang terkumpul itu tidak dipakai untuk membangun apapun. Selama kurun waktu beberapa tahun lalu, kata dia, sekolah tetap tidak memiliki perubahan terutama fasilitas sarana dan prasarana.

"Sepengetahuanku belum ada pembangunan yang dibuktikan. Sebagai wakil wali murid, penginnya itu kalau ada pungutan tapi dibuktikan dengan pembangunan," sambung dia.

Dikonfirmasi masalah tersebut, Turino Aris Bayuaji, Koordinator TU SMP Negeri 1 Losari memberikan bantahan. Iuran yang dibebankan bersifat tidak mengikat dan bila ada yang keberatan boleh mengajukan keringanan.

"Jadi untuk sekolah, sumbangan ini tidak mengikat. Di tengah jalan jika ada masyarakat yang merasa tidak mampu bisa mengajukan keringanan. Bahkan ada masyarakat yang minta dibebaskan," kata Turino.

Mengenai tudingan tidak adanya pembangunan sarana dan prasarana pendidikan dari hasil sumbangan, Turino menjelaskan, uang yang terkumpul tetap digunakan untuk perbaikan sekolah. Kata dia, banyak bangunan sekolah yang perlu direnovasi akibat adanya kerusakan.

"Dana itu dipakai perbaikan sekolah terutama setelah bencana banjir. Karena memang sangat mendesak setelah terkena banjir besar. Kemudian kemarin itu juga sekolah melakukan pengecatan dinding dan lain lain," bebernya.

Pihak sekolah lebih lanjut mengungkap, pada tahun 2018, 2019 dan 2020 tidak ada penarikan sumbangan. Penarikan uang sumbangan, tandas Turino terakhir pada 2021. Itupun baru sekitar 30 persen yang sudah membayar.

"Jumlah siswa di sini total sekitar 900 orang. Tahun 2018, 2019 dan 2020 tidak ada penarikan. Baru tahun 2021 ditariki, tapi baru 30 persen yang bayar," pungkasnya.


(apl/ahr)


Hide Ads