Bocah berumur 7 tahun asal Klaten, Jawa Tengah, Rangga Dimas Iskandar tak bisa sekolah usai mengalami kebutaan mendadak. Meski sudah dua kali menjalani operasi mata, bocah ini belum bisa melihat terang dunia.
"Kalau kondisinya alhamdulillah sudah lumayan anteng tapi masih belum bisa melihat. Masih kontrol rutin juga," ungkap ibu Rangga, Umiyatun (33) kepada detikJateng di rumahnya Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Kamis (30/9/2022) siang.
Umiyatun menjelaskan sejak anak semata wayangnya mengalami demam dan buta mendadak Februari 2021, dirinya terus berusaha mencarikan pengobatan. Terakhir operasi mata kanan kedua dilakukan, kondisi Rangga masih hiperaktif hingga kembali muncul selaput putih di matanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Baru (mata) yang kanan tapi karena kemarin kondisi masih hiperaktif jadi untuk penyembuhan susah. Akhirnya muncul selaput putih lagi yang menutupi matanya," jelas Umiyatun yang bekerja serabutan merawat Rangga.
Menurut Umiyatun, dirinya terus membawa anaknya ke RS untuk kontrol. Namun sampai kini usahanya belum membuahkan kemajuan anaknya.
"Saya ngerasa kok lama penanganannya, cuma kontral-kontrol tapi gak ada perkembangan. Kadang ngerasa capek juga sudah 1 tahun 8 bulan," ujarnya.
Padahal, lanjut Umiyatun, anaknya ingin segera kembali ke sekolah. Namun impian ke sekolah itu tak kunjung datang.
"Anak juga pengen sekolah tapi saya gak bisa berbuat apa-apa dan apa yang harus saya lakukan saya juga bingung. Rangga harus EEG (rekam listrik otak) lagi dijadwalkan tanggal 7 Oktober besok," papar Umiyatun.
Namun untuk periksa EEG itu, kata dia, anaknya harus mengikuti beberapa terapi. Umiyatun harus membayar sendiri biaya terapi itu.
"Harus terapi perilaku kontrol ke poli tumbuh kembang dan ke poli neurologi anak. Itu semua harus bayar pakai umum, kartu KIS hanya untuk poli mata," imbuh Umiyatun.
Umiyatun sangat berharap ada pihak yang bisa membantu segera kesembuhan anak tunggalnya. Sebab anaknya ingin segera sekolah lagi.
"Saya hanya ingin anak saya pulih dan bisa beraktivitas seperti anak umumnya. Dia pengin segera sekolah tapi bagaimana lagi kondisinya belum bisa," pungkas Umiyatun.
Simak keterangan Kades di halaman selanjutnya...
Diwawancarai terpisah, Kades Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Mujahid Jarianto menyatakan Rangga sudah dioperasi tetapi belum bisa melihat. Operasi mata Rangka sudah dua kali dilakukan.
"Operasi sudah tapi belum bisa melihat, operasi sudah dua kali. Anaknya masih hiperaktif tapi masih akan operasi lagi," ucap Mujahid kepada detikJateng di kantornya.
Informasi terakhir, sambung Mujahid, akan operasi lagi untuk menghilangkan selaput yang menutupi mata. Terakhir Rangga ditangani di RSUP Dr Sardjito.
"Sudah ke RS Sardjito, mau operasi lagi untuk menghilangkan selaput. Tapi belum bisa sekolah karena di sini tidak ada SLB," kata Mujahid.
Sebelumnya diberitakan, siswa kelas 1 SD itu kehilangan penglihatannya Februari 2021. Sang ibu, Umiyatun (32), menuturkan mulanya putra semata wayangnya itu hanya mengalami kejang-kejang.
"Awalnya bulan Februari lalu kejang. Padahal demamnya tidak tinggi karena cuma sekitar 38 derajat," ungkap Umiyatun kepada detikcom, Senin (11/10/2021).
Perjuangan Umiyatun tak berhenti di situ. Suaminya Dias (35) hingga saat ini tak diketahui ke mana rimbanya.
"Ayahnya kerja di kapal. Berangkat bulan Juni lalu, kondisi Rangga dia ya tahu tapi ya ditinggal begitu. Sampai sekarang tidak bisa dihubungi. Dulu saat HP-nya aktif saja tidak bisa, mungkin sengaja atau tidak saya tidak tahu," ujar Umiyatun.