Fakta Sejauh Ini soal Ledakan Bahan Petasan di Asrama Brimob Sukoharjo

Round Up

Fakta Sejauh Ini soal Ledakan Bahan Petasan di Asrama Brimob Sukoharjo

Tim detikJateng - detikJateng
Selasa, 27 Sep 2022 07:14 WIB
Suasana lokasi ledakan di asrama Brimob Grogol, Sukoharjo, Senin (26/9/2022) pagi.
Suasana lokasi ledakan di asrama Brimob Grogol, Sukoharjo, Senin (26/9/2022) pagi. Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikJateng.
Solo -

Ledakan petasan terjadi di asrama polisi kawasan Asrama Brimob Kompi 1 Batalyon C Pelopor, Grogol, Sukoharjo, Minggu (25/9) mengakibatkan seorang anggota Polresta Solo mengalami luka. Korban sudah menjalani operasi dan masih dirawat di RSUD dr Moewardi, Solo. Berikut fakta terbaru soal meledaknya bahan petasan tersebut.

Tidak Terkait Terorisme

Polisi memastikan ledakan di kompleks asrama polisi dekat Asrama Brimob Grogol Indah Sukoharjo tidak terkait aksi terorisme. Sampel barang bukti telah diamankan polisi dan sisanya dilakukan disposal atau dimusnahkan.

Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi menegaskan masyarakat tidak perlu khawatir karena peristiwa ledakan tersebut tidak berkaitan dengan aksi terorisme. Barang yang meledak adalah paket yang diamankan sejak tahun 2021 dan belum diketahui kenapa bisa dibawa oleh Bripka Dirgantara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya harapkan tidak usah resah, memang benar ledakan itu bukan bom dan teror. Situasi TKP saat ini sudah normal kembali, proses identifikasi Inafis maupun Labfor sudah selesai dan tidak ada kejadian yang menonjol di wilayah Sukoharjo termasuk masyarakat sekitar sudah melaksanakan aktivitas seperti biasa," jelasnya.

Sudah Diurai Jibom Gegana Brimob

Kapolda juga mengatakan paket bahan petasan yang mengakibatkan anggota Polresta Solo Bripka Dirgantara terluka itu sudah diurai oleh tim Jibom Gegana Brimob. Kemudian barang bukti sumbu petasan itu diwadahkan dalam enam kantong plastik klip.

ADVERTISEMENT

"Paket yang diamankan anggota kemudian kita urai oleh Jibom kita dapati ada uceng, sumbu petasan. Ini adalah BB petasan yang kita sisihkan ada enam
kantong. Dua kantong sisihkan untuk barang bukti, yang empat kita disposal tadi malam," jelas Luthfi di Mapolda Jateng, Senin (26/9/2022).

Korban Ledakan Jalani Operasi

Korban ledakan petasan yakni Bripka Dirgantara Pradipta (35) telah menjalani operasi. Untuk luka bakarnya tidak 70 persen seperti yang pertama disampaikan, melainkan 37 persen.

"Sampai 01.30 malam tadi saya di sana. Sudah dioperasi kakinya, karena luka bakar 37 persen bagian atas," ujar Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi dalam konferensi pers di kantornya, Semarang, Senin (26/9/2022).

Dia meluruskan informasi sebelumnya yang menyebut korban mengalami luka bakar 70 persen. "Saya cek 37 persen luka bakar. Bagian atas ada, belum bisa bicara. Kaki ada luka terbuka," jelas Luthfi.

Bahan Petasan Barang Sitaan 2021


Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes M Iqbal Alqudusy mengatakan bahan petasan itu diamankan bulan April 2021 atau beberapa saat sebelum lebaran. Saat itu diamankan satu barang bukti paket bubuk hitam

"Paket bulan 4 (April) tahun 2021 yang ditempatkan dalam lima kantong. Berisi keterangan 1 pcs bubuk hitam, kurang lebih lima kantong," kata Iqbal lewat pesan singkat, Senin (26/9/2022).

Baca selengkapanya di halaman berikutnya...


4 Bungkus Bubuk Hitam Meledak

Dalam peristiwa ledakan yang terjadi hari Senin kemarin sekitar pukul 18.20 WIB, polisi menemukan sisa satu kantong berisi bubuk hitam tersebut. Sedangkan empat kantong lainnya sudah meledak.

"Tersisa satu kantong yang utuh. Empat bungkusan sudah kosong karena meledak," tegas Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes M Iqbal Alqudusy.
Belum diketahui berat dari masing-masing kantong tersebut. Sebelumnya Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ahmad Luthfi mengatakan selain bubuk hitam juga ditemukan uceng atau sumbu. Barang bukti sudah dipisahkan dalam enam kantong dan empat diantaranya dimusnahkan.

"Paket yang diamankan anggota kemudian kita urai oleh Jibom kita dapati ada uceng, sumbu petasan. Ini adalah BB petasan yang kita sisihkan ada enam kantong. Dua kantong sisihkan untuk barang bukti, yang empat kita disposal tadi malam," jelas Luthfi di Mapolda Jateng, Senin (26/9/2022).

7 Saksi Diperiksa

Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ahmad Luthfi mengatakan ada tujuh saksi yang sudah diperiksa. Dari pemeriksaan itu, dipastikan tidak ada unsur terorisme dalam kejadian ledakan tersebut.

"Jadi ledakan itu dari hasil pemeriksaan tujuh orang saksi dan petunjuk olah TKP dan barang bukti yang diamankan kita bisa simpulkan untuk saat ini ledakan itu bukan bom tetapi murni dari bahan petasan yang dari keterangan saksi mau dibakar oleh anggota kita," kata Luthfi di Mapolda Jateng, Senin (26/9/2022).

Beberapa yang dimintai keterangan antara lain pihak CV di Indramayu yang mengirim paket, kemudian penerima paket di Klaten. Ada juga anggota Polres Surakarta terkait keberadaan paket itu.

"Jadi pihak pengirim adalah salah satu CV di Indramayu sudah kita periksa, kemudian penerimanya di wilayah Klaten saudara A kita lakukan pemeriksaan membenarkan bahwa ia memesan bahan mercon atau petasan, memesan dua kali dua paket," kata Luthfi.

"Dan anggota kita Sat Intel Polresta Surakarta kita lakukan pemeriksaan, saksi korban, benar telah melakukan kegiatan operasi kepolisian pengamanan barang bukti yang kemungkinan saat itu dibawa pulang kemudian kemarin coba untuk dibakar namun meledak," imbuhnya.

Paket tersebut merupakan barang bukti dari operasi yang dilakukan sebelum Idul Fitri tahun 2021. Saat ini korban, Bripka Dirgantara masih menjalani perawatan sehingga belum bisa dimintai keterangan dan belum diketahui apakah ada unsur kelalaian.

Baca selengkapnya di halaman berikutnya...


Penuturan Pemuda Klaten yang Sempat Diperiksa

Pemuda Klaten inisial ANH (22) sempat dimintai keterangan polisi terkait ledakan di asrama polisi Sukoharjo, Minggu (25/9) malam. Begini pengakuan ANH yang telah dipulangkan dini hari tadi.

"Saya ya kaget tadi malam, masalah itu (sumbu dan bahan petasan) itu seingat saya sudah selesai tahun 2021. Tadi malam diminta keterangan lagi di Polres Sukoharjo," kata ANH kepada wartawan di rumahnya, Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, usai menerima kunjungan dari Polsek, Kesbangpol Pemkab Klaten, dan perangkat desa, Senin (26/9/2022).

Diceritakan ANH, pada tahun 2021 sebelum lebaran, dirinya membeli bahan mercon dan sumbu untuk pengusir tikus. Bahan itu dibeli dari Indramayu dan Pati.

"Tahun 2021 saya beli dari Indramayu dan Pati. Itu bahan mercon untuk meramaikan Idul Fitri saja," kata jelasnya.

Setelah dapat, ujar ANH, bahan itu dijual dengan cara online di Facebook dan WhatsApp. Setelah itu dirinya diajak COD tetapi ternyata dipancing petugas karena ada razia.

"Diajak COD, ternyata dipancing, dirazia dan ditangkap. Kalau tidak salah H-7 lebaran tahun lalu, barangnya dibawa semua jadi kaget tadi malam itu," ujarnya

ANH mengaku dibawa polisi ke Polres Sukoharjo pukul 20.30 WIB dan diperiksa sampai pukul 01.30 WIB. Setelah itu dipulangkan dan dirinya berstatus saksi.

"Kalau untuk wajib lapor atau tidak, tidak tahu. Masih nunggu tapi iya itu (masih saksi), bahan itu ada yang untuk petasan yang sumbu untuk mengusir tikus di sawah," pungkas ANH.

Gibran Buka Suara

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yakin peristiwa tersebut tak berpengaruh dengan kondisi keamanan di Solo yang bersebelahan dengan Sukoharjo.

"Nggak (mengganggu), sudah dikondisikan, tenang saja. Lagi pula kejadiannya bukan di Solo. Aman," kata Gibran saat dijumpai di Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Solo, Senin (26/9/2022).

Seperti diketahui, Kota Solo saat ini tengah menggelar event Solo Great Sale (SGS) Minggu (25/9) hingga 30 Oktober 2022. Ajang diskon di Solo ini akan menggandeng 23 ribu pelaku usaha dari sektor transportasi, hotel, restoran, pusat perbelanjaan, UMKM, properti, dan lain-lain.

Dia pun tak khawatir kejadian tersebut bakal membuat masyarakat takut datang ke Solo. Gibran yakin acara-acara di Solo tetap ramai dikunjungi masyarakat.

"Nggak (berpengaruh), tetap ramai. Wong itu juga bukan karena serangan," ujar dia.

Halaman 2 dari 3
(apl/ahr)


Hide Ads