Tabloid berisi ulasan kiprah hingga kesuksesan Anies Baswedan disebar di Kota Malang, Jawa Timur. Siapa dalang penyebar tabloid di masjid hingga pasar itu?
Dilansir detikNews, tabloid ini ramai diperbincangkan usai dibagikan kepada jemaah Masjid Al Amin di Malang pada 16 September 2022 lalu. Tabloid bernama KBAnewspaper itu terdiri dari 12 halaman dan merupakan edisi cetak 28 Februari 2022.
Cover tabloid itu memajang foto Anies dengan judul 'MENGAPA HARUS ANIES?'. Seluruh isi kontennya tentang Anies Baswedan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di boks redaksi tabloid tersebut, tertera nama Ramadhan Pohan sebagai Founder/CEO. Namun, tidak ada alamat jelas di mana kantor tabloid itu.
Penuturan Takmir Masjid
Ketua Takmir Masjid Al Amin, Sugeng Riyadi, mengaku tidak tahu siapa penyebar tabloid itu. Dia juga mengaku tidak mengetahui adanya kegiatan pembagian tabloid yang mengulas kesuksesan Gubernur DKI Jakarta itu.
Selanjutnya muncul dugaan tabloid diselundupkan oleh seseorang atau sekelompok orang. Takmir Masjid Al Amin merasa kecolongan dengan adanya penyebaran tabloid bertajuk 'MENGAPA HARUS ANIES?' tersebut.
Untuk itu mereka akan menggali informasi kepada seluruh jemaah guna menemukan siapa yang membawa tabloid ke area masjid. "Kami akan cari informasi ke jemaah. Karena tidak seizin takmir dan itu ilegal," kata Sugeng.
Salah satu warga, Suroso, yang saat itu ikut salat Jumat menuturkan semua jemaah saat itu mendapatkan tabloid Anies. Pria yang sehari-seharinya membuka bengkel dekat Masjid Al Amin itu pun kesal dengan pembagian tabloid tersebut.
"Iya dibagikan, semua hampir dapat. Saya langsung bawa saja tidak baca isinya. Gitu kan bisa membuat kekacauan di masyarakat," kesalnya.
Tabloid Anies Juga Disebar di Pasar
Tabloid dengan judul 'MENGAPA HARUS ANIES?' itu tidak hanya disebar di masjid di Malang. Tabloid itu juga diedarkan di pasar tradisional Kota Malang.
Beberapa pedagang mengaku tabloid berisikan kesuksesan Anies itu dibagikan oleh seorang pria. Namun mereka tidak mengenal sosok pria tersebut.
"Ini (tabloid) dikasih dua minggu yang lalu. Saya nggak kenal orangnya, datang dikasih, terus pergi," ujar Dina, salah seorang pedagang di Pasar Klojen, Kota Malang, seperti dilansir detikJatim, Rabu (21/9/2022).
"Tiba-tiba datang, hanya dikasih dan bilang terima kasih," terang Dina.
Relawan Anies Angkat Bicara
Relawan Konfederasi Relawan Anies (KoReAn) menyayangkan ada kegiatan politik di tempat ibadah. Ketum KoReAn Ramli Rahim pun memastikan tidak ada instruksi dari Anies untuk menyebarkan tabloid tersebut.
"Setahu saya banyak orang yang minta tabloid itu. Mereka sendiri yang berinisiatif membagi. Bahkan setahu saya, ada yang hanya dapat file, lalu cetak sendiri. Ini gerakan arus bawah, pengamatan saya. Bukan hanya tabloid, tapi stiker, spanduk, masyarakat buat sendiri," kata Ramli kepada wartawan, kemarin.
Simak lebih lanjut di halaman berikutnya....
"Kami pimpinan relawan Anies itu lebih banyak berpikir positif dibanding berpikir negatif. Jadi kami tak curiga bahwa itu dari pihak yang kurang senang atau tidak mendukung Anies," ucapnya.
Geramnya Wali Kota Malang
Wali Kota Malang, Sutiaji, geram dengan pembagian tabloid yang mengulas tentang Anies itu. Sebab, menurutnya isi tabloid itu sarat akan kepentingan politik.
"Jangan membawa dan menarik-narik urusan berbau politik ke tempat ibadah. Walaupun domainnya itu domainnya ibadah masing-masing," tegas Sutiaji.
Sutiaji khawatir tabloid itu memicu persoalan atau kekacauan di tengah umat karena disebarkan di tempat ibadah. Dia akan mengeluarkan edaran untuk DMI Kota Malang agar kejadian serupa tak terulang kembali.
DMI Sebut Tabloid Anies Masih dalam Koridor UU
Dewan Masjid Indonesia (DMI) angkat bicara mengenai penyebaran tabloid Anies di masjid. DMI mengingatkan agar tempat ibadah mengutamakan keutuhan umat.
"DMI sendiri, sebagaimana pada pra-pemilu yang lalu, akan mengeluarkan Edaran terkait netralisasi masjid atau musala sebagai tempat ibadah dan berkumpulnya jemaah inklusif dengan berbagai latar belakang, premordial, budaya, paham keagamaan, adat istiadat dan sebagainya sehingga masjid tetap mengutamakan keutuhan umat, masyarakat, dan bangsa," kata Sekjen DMI Imam Addaruqutni dalam keterangan tertulisnya, Selasa (20/9).
Imam menyebut masjid harus bersih dari atribut-atribut politik. Dia mengatakan masjid juga harus steril dari penggiringan aspirasi politik tertentu.
Dia mengaku belum membaca dan tidak memiliki tabloid seperti yang beredar di Masjid Al Amin, Kota Malang. Namun, katanya, masyarakat memang berhak menyuarakan kebaikan tokoh yang dianggap sebagai teladan.
Imam juga mengatakan saat ini belum masuk masa kampanye Pemilu 2024. Menurutnya, tabloid yang berisi informasi tentang Anies di masjid itu masih dalam koridor perundang-undangan.
"Pemberitaan fokus tentang Anies Baswedan, sejauh jika tidak berkait dengan kampanye dan saat ini memang belum memasuki masa kampanye politik dalam rangka power struggle atau perjuangan memenangkan suara rakyat dalam Pemilu, saya rasa masih dalam koridor kaidah Undang-Undang Pers atau aturan perundang-undangan lainnya," ujarnya.
Simak Video "Video: Alasan Pramono Tunjuk Jubir Anies Jadi Komisaris Jakpro"
[Gambas:Video 20detik]
(sip/sip)