Mural bergambar tokoh wayang di Menowo, Kota Magelang, kembali ditimpa vandalisme oleh orang tak dikenal. Letak persis mural ini berada di dekat traffic light Menowo.
Pantauan detikJateng, mural yang berada di dekat traffic light Menowo Kota Magelang ke arah Sindas, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Jika dari arah Kota Magelang, mural ini persis berada di kiri jalan.
Mural yang ditimpa vandalisme tersebut berupa lukisan dua anak sekolah, perempuan dan laki-laki. Kemudian ada punakawan, tokoh Semar, Petruk, Gareng dan Bagong. Kemudian ada tulisan 'Anak Yatim Piatu Tidak Meminta Tapi Kita Wajib Peduli'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun mural tersebut dilukis pada 12-13 Maret 2022 oleh SmArt @subki_1 atau Subki dan MRDK @Mrdk_art atau Tomi. Kemudian sekitar, Senin (9/5/2022), lalu mural tersebut ditimpa coretan dengan tulisan 'Pablo Bagor Kemo' berwarna merah muda. Vandalisme ini hampir menutup separuh mural dan telah diperbaiki.
Namun lagi-lagi mural tersebut kembali divandalisme dengan tulisan 'Xoter' yang menutup hampir separuh lukisan. Persis pada huruf O ada tulisan lagi 'Dont Play With Me'.
Menanggapi muralnya yang kembali jadi sasaran vandalisme, Subki, menduga pelakunya anak-anak muda yang ingin nebeng tenar tapi disebutnya salah alamat.
"Wong saya ini bukan apa-apa, tapi nebeng tenarnya ke karya saya. Itu sudah kerjaan biasa anak-anak muda cari followers, apa cari penggemar biar banyak dia nyari kerjaan kayak gitu, itu biasa menurut saya," kata Subki saat dihubungi wartawan, Minggu (18/9/2022).
Saat vandalisme pertama, dia kemudian diperbaiki karyanya itu. Namun untuk kejadian saat ini, dia masih menunggu respons dari masyarakat maupun netizen.
"Tergantung dari masyarakat nanti viralnya gimana, maksudnya masyarakat minta diperbaiki atau bikin karya baru, saya menyesuaikan. Sebenarnya karya saya tujuannya untuk masyarakat, bukan untuk saya sendiri, untuk siapa bukan. Sebenarnya untuk hiasan, untuk edukasi masyarakat, jadi saya nggak ada tujuan apa-apa, cuma tujuannya untuk masyarakat," ujar Subki.
"Kalau ada yang nggak terima juga yang nggak terima masyarakat, kalau saya asyik-asyik saja, wong karya di jalan biasa ditumpuki (ditimpa). Cuman seharusnya numpuki (menimpa) dilihat itu karya biasa (nggak ada pesannya) itu wajar ditumpuki, kalau ditumpuki harusnya full berkarya baru nggak cuma numpuk sitik, eman-eman dilihat kurang indah," tuturnya.
Simak lebih lengkap di halaman berikutnya...
Dia mengaku baru tahu karyanya ditiban vandalisme pada Sabtu (17/9). Kini dia pasrah jika harus kembali diminta memperbaiki atau membuat yang baru.
"Ya terserah masyarakat, aku nggak ada niat menuntut. Biar masyarakat dan kepolisian, terserah mereka," katanya.
Sementara itu pelukis lainnya, Tomi, juga bicara soal vandalisme itu. "Dengan kejadian ini (vandalisme), semoga anak-anak saya Alisa dan Mrdk rukun selalu karena aku mencintaimu," ujar Tomi sambil berkelakar.
Diwawancara terpisah, Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz mengatakan agar mural itu diperbaiki. Dia juga berujar nantinya akan memasang CCTV lokasi tersebut.
"Dilukis lagi. Kita nggak ngerti orang-orang vandalisme kan nggak tahu, makanya kita harus pasang CCTV sehingga kita siapa yang melakukan. Kita coba pasang CCTV," ujar dia.
Simak Video "Video: 36 Biksu Thudong yang Jalan Kaki dari Thailand Telah Sampai di Borobudur"
[Gambas:Video 20detik]
(sip/sip)