Sebatang pohon Leses raksasa tumbuh di tegalan warga Dusun Tegalrejo, Desa Tambak, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Usia pohon tersebut diyakini warga sekitar sudah ratusan tahun.
Untuk menemukan pohon super besar itu tidaklah sulit. Dari arah pusat kota Kabupaten Boyolali ke arah selatan jaraknya sekitar 5 kilometer ke wilayah perbatasan Klaten-Boyolali.
Dari Kota Klaten bisa dijangkau dari jalan Klaten-Boyolali, Kecamatan Tulung. Setelah simpang empat Tulung, lalu ambil jalan raya Tulung-Musuk dan pohon tersebut hanya 50 meter di tepi jalan raya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pohon tersebut disebut raksasa karena ukuran yang mungkin sulit dicari tandingannya di wilayah Kabupaten Boyolali atau kabupaten sekitarnya. Diameter batang bawah pohon itu mencapai sekitar 10-15 meter.
Tinggi batang pokoknya dari tanah sekitar 15 meter dengan cabang-cabang yang menjulang puluhan meter ke arah langit. Sebab ukurannya segede rumah, batang pohon memunculkan rongga yang sampai-sampai bisa digunakan bersembunyi orang dewasa.
Batang pohon berwarna abu dan hijau pertanda mengandung banyak air. Daunnya jamak seperti daun pohon beringin tetapi lebih panjang dan lebih lebar dua kali.
Pohon tersebut tumbuh di pojok tegalan tepi jalan dusun dan dikepung rimbun tanaman miliki warga lainnya. Besar dan rimbunnya pohon itu menyebabkan tanah di sekitar tidak mudah ditembus cahaya matahari.
Seorang warga Dusun Tegalrejo, Desa Tambak, Nyoto (90), menyatakan pohon leses tersebut usianya sudah ratusan tahun. Sejak dirinya kecil, ukuran pohon sudah besar.
"Namanya pohon Leses, umurnya sudah ratusan tahun. Saya lahir, saya kecil pohonnya sudah sebesar itu," tutur Nyoto kepada detikJateng, Sabtu (17/9/2022).
Nyoto mengatakan selama ini tidak diketahui berapa ukuran pohon karena tidak ada yang pernah mengukur. Dia juga tak tahu siapa dulu yang menanamnya.
"Ini yang menanam siapa juga tidak tahu. Dulu saat saya kecil untuk main sembunyi-sembunyi dan pada naik ke pohon, tapi anak sekarang pada tidak berani," kata Nyoto.
Simak lebih lengkap di halaman berikutnya...
"Pohon yang satu di tepi sungai sana tapi tidak sebesar ini. Ini juga tidak boleh ditebang oleh para Kades karena untuk menangkap air," jelas Nyoto.
Giyanto (50) warga Musuk, Kabupaten Boyolali mengatakan pohon leses itu terkenal sejak lama. Menurutnya, orang-orang mengira letak pohon raksasa itu masuk wilayah Musuk.
"Tapi sebenarnya di Kecamatan Mojosongo. Dari jalan raya memang tidak kelihatan tapi terkenal sebagai pohon raksasa sudah lama," ungkap Gianto.
Diwawancara terpisah, Kadus I Desa Tambak, Kecamatan Mojosongo, Tri Abdullah, menyebut pohon raksasa itu pohon purba. Pohon tersebut usianya ratusan tahun.
"Pohon Leses itu pohon purba, usianya ya ratusan tahun. Bahkan sudah ada saat masa kolonial Belanda," ucap Tri saat diminta konfirmasi detikJateng.
Pohon tersebut, kata Tri, merupakan yang terbesar dari tiga pohon leses lainnya. Dua pohon lesen lain berada tak jauh dari lokasi.
"Yang di Dusun Tegalrejo itu yang pohon paling tua. Yang dua lebih kecil tapi di dekat sendang sekitar 200 meter ke arah timurnya," imbuh Tri.
Pemerintah Desa, sebut Tri, sudah mendata pohon purba itu menjadi aset wisata. Dia mengungkap ada pengembangan potensi wisata di pohon tersebut.
"Kalau yang di sendang sudah jadi objek wisata lama. Kita ada rencana perlebar jalan ke arah pohon yang tertua itu," pungkas Tri.
Simak Video "Video: Pohon Beringin 'Raksasa' di Tasikmalaya Tumbang, Belasan Rumah Rusak"
[Gambas:Video 20detik]
(sip/sip)