Cerita Warga Beli Rumah Persembunyian DN Aidit di Sambeng Solo

Cerita Warga Beli Rumah Persembunyian DN Aidit di Sambeng Solo

Bayu Ardi Isnanto - detikJateng
Minggu, 18 Sep 2022 06:56 WIB
Lokasi yang dulunya dipakai persembunyian DN Aidit di Sambeng Mangkubumen, Banjarsari, Solo. Kini rumah itu telah dibeli orang. Foto diambil Jumat (16/9/2022).
Lokasi yang dulunya dipakai persembunyian DN Aidit di Sambeng Mangkubumen, Banjarsari, Solo. (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikJateng)
Solo -

Kampung Sambeng, Solo menjadi tempat persembunyian pentolan Partai Komunis Indonesia (PKI), Dipa Nusantara (DN) Aidit. Warga kala itu konon tak tahu Aidit berada di rumah tersebut.

"Itu kan rumah Bu Harjo, dikontrak Pak Kasim, katanya itu temannya Aidit. Tapi orang sini tidak tahu kapan (Aidit) datangnya," kata saksi hidup penangkapan Aidit, Prapto (70) saat dijumpai di rumahnya, Sambeng Mangkubumen, Banjarsari, Solo, Jumat (16/9/2022).

Dalam pengejaran itu, kata Prapto, pasukan sempat gagal menemukan Aidit. Hingga Kasim diintrogasi dan memberi tahu keberadaan Aidit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada versi yang mengatakan Aidit bersembunyi di dalam lemari, ada pula yang menyebut bersembunyi di balik lemari.

"Kalau saya dengar itu sembunyi di belakang lemari. Biasanya lemari kan dipasang menempel tembok, tapi ini di sudut rumah sehingga masih ada ruang di belakangnya," katanya.

ADVERTISEMENT

Rumah persembunyian Aidit tersebut berada sekitar 20 meter dari rumah Prapto. Kini rumah tersebut sudah dibeli seseorang bernama Nuri Andrianto.

Namun sudah tak ada lagi yang tersisa dari tempat persembunyian terakhir DN Aidit. Usai membelinya tahun 2012, Andrianto langsung membangun ulang rumah tersebut.

"Ini luasnya 160 meter persegi. Tapi bangunannya kecil, banyak lahan kosongnya. Di depan ada pohon mangga dan belimbing," kata Andrianto.

Bangunan itu diratakan dengan tanah karena kondisinya rusak. Kini rumah itu berubah menjadi berlantai dua.

"Saat saya beli atapnya rusak, kayu-kayunya rusak. Katanya ada lemari besar, tapi saya beli sudah nggak ada," tutupnya.

Tentang Kampung Sambeng Solo

Tak salah jika Aidit memilih Solo sebagai tempat persembunyiannya. Saat itu Solo, termasuk di Sambeng, menjadi basis kekuatan PKI.

Bahkan Wali Kota Solo saat itu, Utomo Ramelan juga berasal dari PKI. Meskipun, di akhir masa PKI, Utomo dan Aidit berbeda pendapat mengenai revolusi.

Utomo Ramelan masuk dalam kelompok PKI radikal yang pro terhadap revolusi. Sementara Aidit adalah kelompok moderat yang ingin menyelamatkan PKI yang diambang kebinasaan.

Aidit pun sempat turun ke daerah untuk berbicara kepada tokoh-tokoh PKI, termasuk Utomo Ramelan. Victor M Vic dalam buku Kudeta 1 Oktober 1965: Sebuah Studi tentang Konspirasi (2005) menulis bahwa Aidit dan Lukman menuju ke Semarang, Boyolali dan Solo pada 2 Oktober 1965.

Rencana Aidit meredam kekisruhan ternyata gagal. Utomo dan kawan-kawan berkukuh mendukung Gerakan 30 September dan berakhir tragis.

"Di sini banyak yang PKI. Dulu kalau latihan nyanyi sama njoget Genjer-genjer, Nandur Jagung itu di dekat sini, ada rumah yang besar. Dulu itu kan kesenian, bukan seperti yang di film itu," ucap Prapto.




(bai/sip)


Hide Ads