Bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri 4 Undaan Kidul Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus rusak parah. Kerusakan ini sudah berlangsung bertahun-tahun dan belum kunjung diperbaiki.
Pantauan detikJateng di lokasi, Jumat (16/9/2022) ada empat ruang kelas yang tidak digunakan. Bangunan yang rusak ini dulunya merupakan SDN 3 Undaan Kidul. Namun karena jumlah siswa yang sedikit akhirnya digabungkan dengan SDN 4 Undaan Kidul.
Dua ruang kelas dalam keadaan tertutup. Sedangkan dua ruang kelas kondisinya rusak parah. Bangunan kelas 3 dan 4 atapnya ambrol. Reruntuhan pun masih tampak di ruang kelas dan belum dibersihkan. Suasana terasa bangunan yang kumuh dan seolah tidak bertuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siswa menggunakan sekolah yang masih layak yang lokasinya bersebelahan. Ada empat ruang kelas yang masih layak. Satu ruang digunakan menjadi ruang guru. Lalu empat ruang digunakan kelas. Masing-masing satu ruang digunakan untuk siswa dua kelas.
Kepala SDN 4 Undaan Kidul, Karsono mengatakan ruang kelas mulai roboh tahun 2020 lalu. Awalnya baru satu ruang kelas namun kemudian bertambah menjadi dua ruang yang atapnya ambrol. Sekolah pun telah mengajukan perbaikan, namun hingga sekarang tidak kunjung diperbaiki.
"Mulai roboh mulai 2020, awalnya baru satu kelas kemudian tambah lagi satu kelas, akhirnya semua kondisi seperti ini. Yang ambrol satu kelas, saya sudah menyampaikan melalui surat dinas bahwa terjadi kelas roboh sudah laporkan," kata Karsono ditemui di lokasi, Jumat (16/9/2022).
"Tapi tindak lanjutnya belum ada," Karsono mengimbuhkan.
Karsono mengatakan akibat dari ruang kelas yang ambrol siswa menggunakan ruang seadanya untuk kegiatan belajar mengajar. Satu ruang digunakan dua kelas sekaligus. Akibatnya proses belajar mengajar tidak maksimal di sekolah.
Total siswa ada 110 siswa. 50 siswa di SDN 3 Undaan Kidul dan 60 siswa di SDN 4 Undaan Kidul.
"Enam kelas di sekolah ini, cuman kondisi seperti ini satu ruang kelas dijadikan dua kelas. Bahkan semua gurunya saja itu GTT," ujarnya.
Karsono menjelaskan siswa yang semula di SDN 3 Undaan Kidul sempat akan dipindah ke SDN 4 Undaan yang berjarak sekitar 4 kilometer lebih. Namun orang tua siswa menolak karena jaraknya jauh. Alhasil siswa yang berada di SDN 3 Undaan Kidul tetap menggunakan sekolah seadanya.
"Dulu langkah supaya pembelajaran bisa maksimal, tiga kelas taruh di barat, yang tiga kelas di sini. Rencana saya kemarin ketika dipanggil dari dinas dulu setelah saya mengajukan itu, dan diberi janji dari dinas bahwa akan mendapatkan rehab. Ternyata sudah diukur ternyata dibatalkan," jelasnya.
Selengkapnya di halaman berikutnya...
![]() |
Regrouping SDN 4 Undaan Kidul
Karsono menambahkan awalnya SDN 3 Undaan Kidul kekurangan siswa pada tahun 2018. Akhirnya SDN 3 digabung menjadi SDN 4 Undaan Kidul.
"Permasalah dulu itu ketika diregrouping (digabungkan) itu dari pihak muridnya di SDN 3 ini habis tinggal 29 siswa. Lha jumlah itu ada peraturan murid kurang 60 tidak akan mendapatkan BOS. Akhirnya langkahnya diregrup gabung di SDN 4 Undaan Kidul," ujarnya.
"Setelah digabung berjalan waktu belum roboh tahun 2020. Saya sudah melaporkan ke dinas sampai saat ini belum ada tindak lanjut," ungkap Karsono.
Karsono menambahkan karena sekolahannya terpecah menjadi dua sehingga proses belajar mengajar tidak maksimal. Sekolah pernah mengusulkan adanya alat transportasi siswa namun ditolak oleh dinas setempat.
"Karena sekolah ini terpecah jadi dua, sedangkan gurunya hanya satu paket, otomatis melayani tidak bisa. Langkahnya dulu sebagian dibawa di sini, sedangkan ke barat kelas 4,5,6. Dengan syarat ada alat transportasi, cuman alat transportasi tidak diizinkan," tambah Karsono.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar pada Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kudus, Moch Zubaidi saat dimintai konfirmasi hanya membenarkan saja. Dia meminta untuk menghubungi kasinya. Namun Kasi Sarpras Anggun Nugroho belum ada respons.
"Iya mas, kontak mas Anggun ya," jawab singkat Zubaidi siang ini.