Teror Koloni Monyet Merapi Serang Ladang Petani di Klaten

Teror Koloni Monyet Merapi Serang Ladang Petani di Klaten

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Jumat, 09 Sep 2022 13:10 WIB
Ladang jagung di Desa Kayumas, Kecamatan Jatinom, Klaten, ludes diserang monyet. Foto diambil Jumat (9/9/2022).
Ladang jagung di Desa Kayumas, Kecamatan Jatinom, Klaten, ludes diserang monyet. Foto diambil Jumat (9/9/2022). (Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten -

Koloni monyet diduga dari kawasan puncak Gunung Merapi membuat pusing petani di Desa Kayumas, Kecamatan Jatinom, Klaten, Jawa Tengah. Jumlah monyet yang semakin banyak membuat petani gagal panen karena tanamannya ludes dimakan primata itu.

"Kemarin dua hari lalu satu petak jagung habis, isinya dimakan. Buah rambutan di permukiman juga mau," ungkap Wagiman (52), petani Dusun Bendung, Desa Kayumas, kepada detikJateng, Jumat (9/9/2022).

Menurut Wagiman, monyet tersebut jumlahnya semakin banyak saat ini. Saat datang ke ladang, monyet berombongan jumlahnya bisa mencapai ratusan ekor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jumlahnya ratusan, ada yang besar dan kecil karena berkembang biak terus. Kalau cuma dibawakan galah tidak takut, kalau tangan kosong percuma, bisa dikejar," terang Wagiman.

Tidak hanya jagung, tanaman lainnya juga dijarah. Bahkan durian, pisang, alpukat, sampai pepaya juga dirusak.

ADVERTISEMENT

"Sembarang tanaman diserang. Kalau durian muda dirontokkan, pepaya muda dijatuhkan, alpukat dijatuhkan dan lainnya, tidak ada yang panen," papar Wagiman.

Diakuinya, berbagai cara sudah dilakukan warga untuk mencegah serangan monyet. Salah satunya tanaman jagung disemprot pestisida agar tidak dimakan.

"Kemarin jagung saya semprot pestisida agar bau dan tidak diserang. Mau bagaimana lagi diusir juga tidak takut, malah kita yang dikejar," ujarnya.

Keberadaan monyet itu, tutur Wagiman, baru marak setahun terakhir. Sebelumnya ada tetapi tidak banyak dan tidak mengganggu tanaman.

"Kalau satu tahun sudah ada. Dulunya ya ada sebab yang diserang dekat sungai dari Gunung Merapi tapi tidak sebanyak saat ini monyetnya," imbuhnya.

Petani lainnya, Supandi, mengaku pernah diserang monyet saat mencoba menghalau. Padahal saat itu dia hanya berteriak mengusir tanpa alat.

"Saya dikejar-kejar ketika saya usir di ladang jagung kemarin. Saya lari karena jumlahnya banyak," kata Supandi kepada detikJateng.

Selengkapnya di halaman selanjutnya...

Sementara itu Kepala Desa Kayumas, Mulyono, mengatakan serangan monyet itu hampir di semua ladang yang berada di tepi sungai. Petani pun merugi sebab tidak panen satu tahun terakhir.

"Hampir seluruh wilayah, yang kanan kiri sungai kena semua. Mulai singkong, jagung, buah bahkan rumput gajah pakan ternak ikut dirusak," ucap Mulyono kepada detikJateng di kantornya.

Menurutnya, monyet-monyet yang menyerang tanaman warga itu diduga dari kawasan puncak Gunung Merapi.

"Dari Gunung Merapi, dulu karena meletus lari ke bawah tapi tidak mau kembali. Tapi ini beda dengan di Desa Bandungan karena aliran sungainya beda," papar Mulyono.

"Sudah pernah kita laporkan ke kecamatan. Kalau warga sendiri tidak mampu, jumlahnya banyak dan semakin banyak," imbuhnya.

Pantauan detikJateng, lokasi ladang yang diserang berada di tepi sungai. Sungai tersebut tidak ada airnya dan berhulu ke puncak Gunung Merapi sekitar Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang.

Tanaman mayoritas jagung, ketela, kacang, dan tanaman palawija lainnya. Lokasi ladang ada yang dekat perkampungan dan ada yang jauh.

Halaman 2 dari 2
(rih/sip)


Hide Ads