Bangsat

Kolom Minggu Pagi

Bangsat

Muchus Budi R. - detikJateng
Minggu, 04 Sep 2022 06:27 WIB
Gara-gara kutu busuk, impor mobil Selandia Baru terancam
(Foto: BBC Magazine)
Solo -

Mohon maaf jika Anda merasa terganggu dengan judul tulisan saya pekan ini. Jangan mengira saya tidak sopan atau mengabaikan norma dengan mengucapkan kata kasar atau bahkan mengumpat dalam sebuah tulisan di media massa. Tidak. Sama sekali saya tidak bermaksud melakukan itu.

Saya hanya akan mengajak Anda mengingat atau mengenal lebih dekat hewan bernama bangsat itu. Jadi kalau sepanjang tulisan ini nanti bertabur kata 'bangsat' dari awal hingga akhir, sesungguhnya saya hanya sedang memaparkan informasi layaknya guru biologi; bukan sedang mengumpat. Namun demikian, kalau Anda tetap saja terganggu, mohon maafkan dan silakan acuhkan saja tulisan ini.

Anak-anak sekarang mungkin sudah jarang menemui hewan yang satu ini. Kesadaran kesehatan dan kebersihan lingkungan serta tingkat ekonomi masyarakat kita telah semakin menjauhkan serangga pengganggu ini dari lingkungan tempat tinggal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekali dua kali mungkin masih juga ditemui hewan ini menyelinap di beberapa tempat, tapi bisa jadi anak-anak kita sudah tak tahu lagi namanya. Bahkan mungkin saja mereka tak tahu lagi perbedaan bangsat dengan ngengat, dengan rayap, dengan pinjal, dengan tuma, bahkan juga dengan semut. Jika sudah demikian, pastinya mereka juga tak tahu bahaya perilaku si bangsat.

Dulu, di masa kecil saya di desa pelosok yang jauh dari jangkauan listrik maupun obat-obatan penangkal serangga, bangsat atau di pedesaan Jawa disebut sebagai tinggi banyak ditemukan di rumah-rumah warga. Di lipatan kursi, di bawah tikar, di antara galar amben, di bantal yang lembab, maupun di tumpukan kain atau baju yang jarang terurus dan sebagainya.

ADVERTISEMENT

Bangsat biasa juga disebut kutu busuk atau kepiding atau tinggi atau tumila. Dia berasal dari kerajaan animalia, filum arthropoda, kelas insecta, ordo hemiptera, famili cimicidae. Hewan ini beraroma tidak sedap, bau busuknya sangat menyengat di hidung. Karena itulah dia disebut kutu busuk.

Si bangsat senang tinggal di rumah manusia, khususnya di tempat tidur, kursi atau sofa. Dia biasa tinggal dan bertelur di lipatan tempat tidur atau bantal dan tempat-tempat tersembunyi lainnya. Di Indonesia, sampai akhir 1970-an, bangsat banyak ditemukan di rumah, hotel, bus, tempat pertunjukan dan lain sebagainya.

Sebagai serangga parasit, dia dikenal sebagai spesies peminum darah manusia dan hewan berdarah panas lainnya. Bangsat bisa menggigit tanpa disadari korbannya dan biasanya lebih agresif pada kegelapan malam. Gigitannya akan menimbulkan bekas berupa bentol yang terasa gatal dan panas pada korbannya. Bisa juga menimbulkan penyakit ruam-ruam, efek psikologis, dan gelaja alergi.

Mungkin karena tabiat dan perilakunya yang sangat merugikan inilah sehingga orang yang suka merugikan orang lain atau yang mengambil kesempatan untuk keuntungannya sendiri tanpa peduli keadaan dan derita orang lain, lalu akan disamakan dengan si busuk ini.

Yang suka menyelinap di tempat terlindung lalu diam-diam mencari kesempatan untuk keuntungan diri sendiri, disebut seperti bangsat. Yang mencuri hak orang lain, juga dikatakan layaknya bangsat. Bagi yang suka mengambil untung di tengah bencana, dia pun akan dinista tak ubahnya bangsat. Tak terkecuali bagi yang mencari kesempatan dalam situasi ketidakstabilan kondisi perekonomian, akan segera 'dibangsatkan'.

Demikian tulisan saya pekan ini. Mana tahu informasi ini berguna bagi Anda, pembaca semua, untuk mengingat lagi si bangsat itu dan selanjutnya disampaikan kepada anak-anak Anda agar berhati-hati dan menjauhinya.

Namun toh jika Anda merasa tak perlu melakukannya, tak ada salahnya pula untuk sekedar mengingat kembali bahwa sebersih apapun lingkungan tinggal kita sekarang, saya yakin kaum bangsat belum sepenuhnya punah dari muka bumi. Dia masih ada dan bisa jadi diam-diam menggigit dan menghisap darah kita, tanpa kita sadari. Mana tahu.....

Kepada kedua anak saya, transfer pengetahuan tentang bangsat itu sudah saya lakukan. Ternyata benar dugaan saya, mereka sama sekali tidak tahu tentang hewan itu. Mereka dan juga ibunya nampak antusias menyimak paparan saya tentang bangsat, juga tentang mengapa si kutu busuk itu dijadikan perumpaan khusus untuk orang-orang jahat.


Solo, 4 September 2022

Muchus Budi R adalah wartawan detikcom

--Tulisan ini merupakan pendapat pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi.




(mbr/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads