Pengumuman kenaikan harga BBM memicu antrean di SPBU di Klaten. Sejumlah warga protes usai terlanjur antre tapi ditolak dengan alasan menunggu proses pergantian harga.
"Saya itu antre dari tadi dan sampai di jalan antreannya. Begitu giliran saya, ditolak karena tutup ganti harga," ungkap pedagang unggas, Umar (27) warga Jatinom saat ditemui di SPBU Pakis, Jalan Jogja-Solo, Sabtu (3/9/2022) siang.
Umar menceritakan dari rumah hendak mengambil dagangan ke Kecamatan Delanggu, lalu ke Demak. Di sepanjang jalan semua SPBU antre sehingga dia memutuskan mengisi di SPBU Pakis tapi ditolak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ditolak dengan alasan ganti harga, padahal saat saya antre pertalite masih Rp 7.650. Oke ganti harga tidak apa, tapi jangan disuruh menunggu setengah jam dengan alasan ganti harga," kata Umar.
Dirinya, terang Umar, sempat adu mulut dengan petugas SPBU tetapi tetap tidak bisa. Harusnya pergantian harga tidak perlu jeda karena warga menjadi rugi waktu.
Baca juga: Alasan Jokowi Tetap Naikkan Harga BBM |
"Saya minta diisi full, harga baru tidak masalah. Tapi tetap diminta menunggu padahal saya harus segera ke Demak, ini kita di-prank lagi naik tidak tahu," imbuh Umar.
Warga lain, Joko Sutanto, mengatakan saat ke SPBU Karang, Kecamatan Delanggu dirinya tidak tahu harga naik. Begitu sampai SPBU langsung memenuhi tangki.
"Tadi belum tahu kalau jam 14.30 WIB naik, setelah saya tahu baca HP langsung penuhi tangki. Untungnya masih dapat harga lama," ungkap Joko kepada detikJateng.
Taufik, warga lain mengatakan saat sampai SPBU Pakis, BBM motornya mepet. Langsung belok ke SPBU dan sepi.
"SPBU sepi, saya kira tidak naik. Ternyata mau beli tidak bisa disuruh menunggu setengah jam dulu, padahal saya mau ke Solo secepatnya," kata Taufik kepada detikJateng.
Sementara Parwito yang antre di SPBU jalan Ceper-Pedan, Desa Kurung, Kecamatan Ceper juga mengeluhkan hal sama. Terlanjur antre panjang, ternyata harus menunggu perubahan harga.
"Antre sampai jalan tapi giliran mau isi katanya nunggu perubahan harga. Repot," ungkap Parwito kepada detikJateng.
Selengkapnya di halaman berikutnya..
Ketua Paguyuban SPBU Klaten, Yuwiyanto mengatakan situasi di semua SPBU kondusif. Memang ada antrean tetapi tidak lama.
"Ada antrean tetapi tidak lama karena mendadak diumumkan. Situasi kondusif di semua wilayah," jelas Yuwiyanto saat diminta konfirmasi detikJateng.
Menurut Yuwiyanto, soal ada jeda waktu perubahan harga di SPBU itu hal wajar. Penyebabnya mesin berhenti secara otomatis karena dihentikan dari sistem terpusat .
"Kerjasama dengan layanan telekomunikasi sehingga dihentikan semua untuk ganti harga. Yang menghentikan dan mengganti harga bukan SPBU atau karyawan tetapi sistem," papar Yuwiyanto.
Terpisah, Kabag Perekonomian Pemkab Klaten, Cahyo Dwi Setyanto mengatakan ada 34 SPBU di Klaten. Semua terkendali dan aman.
'Sejauh ini aman, ada 34 SPBU. Resmi harga berubah dan itu lebih baik daripada tidak segera diumumkan, kita terus akan cermati dampaknya," jelas Cahyo .
Pantauan detikJateng di beberapa SPBU di Jalan Jogja-Solo, jalan Delanggu-Ponggok, jalan Ceper-Pedan dari pukul 14.00-15.00 WIB, situasi aman. Antrean sempat terlihat sebelum pukul 14.30 WIB tetapi tidak muncul kepanikan.
Warga hanya terlihat kecewa saat diminta menunggu jeda perubahan harga di mesin pengisian. Ada warga yang protes tapi ada yang legowo lalu membeli BBM nonsubsidi atau pergi.
Sebelumnya diberitakan, Harga BBM subsidi hingga nonsubsidi dipastikan naik hari ini. Pemerintah mengumumkan harga baru BBM ini berlaku mulai pukul 14.30 WIB. Berikut harga terbarunya.
Dilansir detikNews, harga Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000/liter. Kemudian harga solar subsidi naik dari Rp 5.150 jadi Rp 6.800/liter. Pertamax juga ikut naik hari ini dari Rp 12.500 jadi Rp 14.500/liter.