Rumah Jagal Anjing di Solo Disidak, Pemilik Ngaku Sudah Tak Beroperasi

Rumah Jagal Anjing di Solo Disidak, Pemilik Ngaku Sudah Tak Beroperasi

Bayu Ardi Isnanto - detikJateng
Rabu, 31 Agu 2022 14:32 WIB
Pemkot Solo sidak rumah jagal anjing di Banjarsari, Rabu (31/8/2022).
Pemkot Solo dan Pemprov Jateng sidak rumah jagal anjing di Banjarsari, Rabu (31/8/2022). (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikJateng)
Solo -

Tim gabungan Pemkot Solo dan Pemprov Jawa Tengah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke tempat yang diduga rumah jagal anjing di Gilingan, Banjarsari, Solo. Sidak ini menindaklanjuti temuan Koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI) terkait rumah jagal anjing yang membuang darah dan organ anjing ke sungai.

Sidak diikuti tim dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Solo, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari dan Satpol PP di bangunan semi permanen di tepi Kali Anyar.

Terlihat tak ada aktivitas di lokasi tersebut. Namun ada sejumlah peralatan memasak, seperti kompor dan wajan besar yang tidak sedang dipergunakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemilik tempat tersebut, Daryanto (59) mengatakan sudah lama tidak menyembelih anjing. Namun dia membenarkan temuan DMFI bahwa dirinya memotong daging anjing dan membuang darahnya ke sungai.

"Ini sudah lama tidak motong (menyembelih anjing) di sini. Memang kebetulan dua minggu lalu ada pesanan, dari Karanganyar, untuk dikonsumsi keluarga, cuma satu ekor, cuma motong saja, tidak sama masaknya," kata Daryanto yang juga Ketua RT 01 RW 05 Gilingan, kepada wartawan, Rabu (31/8/2022).

ADVERTISEMENT

Daryanto yang sudah 43 tahun berbisnis kuliner daging anjing mengatakan sudah sekitar empat tahun terakhir tidak menyembelih sendiri. Dia mengaku hanya membeli daging anjing yang sudah dipotong dari Sragen.

"Sejak sekitar empat tahun itu cuma cari bahan saja, saya tinggal masak. Ambilnya per kilogram Rp 35 ribu, biasanya 10 kilogram," ujarnya.

Dia pun berjanji tidak akan membuang darah maupun sisa organ anjing ke sungai. Dia mengaku sudah memiliki sistem pengolahan limbah daging anjing.

"Sebenarnya dari dulu tidak pernah buang ke sungai. Karena darahnya selalu saya goreng, nanti jadi pakan lele, organnya tidak dibuang, bisa dikonsumsi. Nanti ke depan tidak akan saya buang ke sungai," ujar dia.

Pengawas lingkungan hidup DLHK Jawa Tengah, Aris Hariyadi mengatakan hari ini tidak menemukan bukti terkait pembuangan darah maupun organ anjing ke sungai. Namun dia memberi teguran kepada pemilik lokasi yang mengakui tindakan yang dilakukan dua pekan lalu.

"Kita belum menemukan bukti. Kalau ada bukti sanksi lebih lanjut. Ini kami buat BAP, setelah itu lebih ke teguran. Kalau masih operasi langsung kita tutup. Kalau penyembelihan harus ada sistem pengolahan limbahnya," ujarnya.




(sip/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads