Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali dikukuhkan sebagai Profesor Kehormatan dalam bidang ilmu Kebijakan Olahraga (Sport Policy) di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang (Unnes). Penganugerahan digelar di Auditorium Unnes.
"Pengukuhan profesor kehormatan yang kita laksanakan pada hari ini merupakan bagian dari komitmen Unnes dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Acara ini tidak dapat dipisahkan dengan visi, tugas, dan peran Unnes sebagai perguruan tinggi yang berperan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan olahraga untuk kemajuan bangsa dan negara," kata Rektor Unnes, Fathur Rokhman seusai acara, Sabtu (20/8/2022).
Penganugerahan gelar tersebut dipromotori oleh Prof Dr Tandiyo Rahayu MPd dengan co-promotor Prof Dr Soegiyanto MS, dan Prof Dr Fathur Rokhman MHum. Fathur menjelaskan kajian akademik dilakukan terhadap keilmuan Zainudin Amali dari buku, artikel, dan karya lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam hal ini Unnes telah melakukan kajian lebih dari satu tahun terhadap karya, pemikiran, dan kiprah Prof Zainudin Amali. Berdasarkan kajian tersebut Unnes menilai beliau memiliki kompetensi luar biasa sehingga dengan bangga kami mengangkat beliau sebagai profesor kehormatan dalam bidang kebijakan olahraga," jelasnya.
![]() |
Dalam acara penganugerahan tersebut Zainudin Amali menyampaikan orasi ilmiah berjudul 'Kebijakan Olahraga Nasional Menuju Indonesia Emas Tahun 2045 (Penerapan Metode TARSIL dalam Kebijakan Pembangunan Olahraga Nasional)'. TARSIL merupakan singkatan dari Trust, Authority, Responsibility, Supervision, Integration, dan Local Wisdom.
"Saya bagian dari kampus ini dan tentu tugas saya sebagai Menpora tidak menghalangi kerja saya tugas saya dalam akademik. Sekarang teman-teman bisa pantau sendiri apa yang saya kerjakan bersama Unnes. Khususnya desain olahraga nasional akan kita pacu. Apalagi ada model yang kita gunakan untuk pendamping yaitu TARSIL. Mudah-mudahan ini akan membawa perkembangan yang signifikan," jelas Zainudin Amali.
Ia menyebut kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia terkait olahraga. Makan menurutnya perlu sebuah desain yang melingkupi semua aspek sistem pembangunan keolahragaan, agar komponen-komponen utama pembangunan dapat bersinergi dalam mewujudkan tujuan keolahragaan nasional.
"Dalam desain olahraga nasional kita tempatkan Perguruan Tinggi sebagai partner pertama dalam pendidikan olahraga. Jadi kalau ditanya kontribusi, Unnes jadi salah satu sentra binaan talenta muda bidang olahraga untuk Jateng dan sekitarnya. Ada 10 sentra di Indonesia," imbuhnya.
(rih/dil)