Penjelasan Polisi soal Hasil Labfor-Autopsi Korban Kebakaran RS Jiwa Solo

Penjelasan Polisi soal Hasil Labfor-Autopsi Korban Kebakaran RS Jiwa Solo

Bayu Ardi Isnanto - detikJateng
Sabtu, 06 Agu 2022 18:51 WIB
Kebakaran RSJD Arif Zainudin Solo, Jumat (5/8/2022).
Kebakaran RSJD Arif Zainudin Solo, Jumat (5/8/2022). (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikJateng).
Solo - Usai peristiwa kebakaran yang menewaskan dua orang pasien, polisi melakukan penyelidikan terkait penyebab terjadinya kebakaran RS Jiwa dr Arif Zainudin Solo. Apa hasilnya?

Kapolresta Solo, Kombes Ade Safri Simanjuntak mengatakan saat ini penyelidikan masih dilakukan. Dia mengaku belum menerima hasil laboratorium forensik (labfor) dari Polda Jawa Tengah.

"Kita masih menunggu hasil penelitian dan kajian dari tim Labfor Polda Jateng," kata Ade Safri saat dihubungi detikJateng, Sabtu (6/8/2022).

Selain penyebab kebakaran, polisi juga menyelidiki penyebab kematian dua pasien. Namun dia juga masih menunggu hasil autopsi tersebut.

"Kita masih menunggu hasil autopsi dari tim forensik dari RS Moewardi. Sudah kita mintakan secara resmi ke RSUD dr Moewardi," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr Arif Zainudin Solo kebakaran, Jumat (5/8) dini hari. Dua orang pasien meninggal dunia dan beberapa orang mengalami luka-luka.

Wakil Direktur dan Kepala Bagian Umum RSJD Solo, Joko Mulyono, menyebut dua pasien meninggal berasal dari Karanganyar dan Blora.

"Pasien meninggal atas nama YA (30), pasien dari Dinsos Karanganyar dan inisial YR (33) pasien dari Blora," kata Joko melalui keterangan tertulisnya, Jumat (5/8).

"Sementara itu dua orang pasien lainnya mengalami luka bakar berat dengan inisial AH (44) dan IB (25) serta satu orang pasien mengalami luka bakar ringan atas nama MA (44)," ujarnya.

Dia menjelaskan kebakaran terjadi Jumat dini hari pukul 03.43 WIB di ruang Puntadewa. Petugas pemadam kebakaran datang pukul 03.59 WIB dan api padam pukul 04.09 WIB.

"Pada saat kejadian di Ruang Puntadewa sisi timur yang menjadi lokasi kebakaran ditempati oleh tujuh orang pasien yang di-restrain (dilakukan pengikatan) karena dalam kondisi gaduh gelisah," katanya.

Adapun ruang isolasi psikiatri saat itu diisi dua pasien. Namun, menurutnya, korban yang tewas dalam kejadian tersebut justru pasien yang berada di ruang isolasi.


(apl/aku)


Hide Ads