COVID-19 di Tanah Air Masuk Level 2 Pandemi WHO, Apa Artinya?

Nasional

COVID-19 di Tanah Air Masuk Level 2 Pandemi WHO, Apa Artinya?

Tim detikHealth - detikJateng
Jumat, 15 Jul 2022 17:13 WIB
Ilustrasi mencegah COVID-19.
Ilustrasi prokes (Foto: Shutterstock)
Solo -

Juru bicara pemerintah untuk COVID-19 Reisa Broto Asmoro menyebut kondisi COVID-19 di Tanah Air naik ke level 2 pandemi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kondisi ini harus menjadi perhatian seluruh masyarakat guna mewaspadai penularan yang makin tinggi saat beraktivitas.

"Agar situasi tetap terkendali, dengan mengikuti standar WHO atau Badan Kesehatan Dunia, transmisi komunitas atau penularan dalam masyarakat harus kurang dari 20 kasus per 100 ribu penduduk per minggunya. Untuk rawat inap harus kurang dari 5 kasus per 100 ribu penduduk per minggunya, untuk kematian kurang dari 1 per 100 ribu penduduk per minggunya," tuturnya dalam konferensi pers, Jumat (15/7/2022) mengutip detikHealth.

Reisa menambahkan berdasarkan data kajian Kementerian Kesehatan RI per 13 Juli 2022, Indonesia dinilai masuk dalam kategori level 2 pandemi standar WHO.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Maka apabila kita melihat data kajian Kementerian Kesehatan per 13 juli 2022 maka situasi Indonesia masuk ke dalam level 2, di mana transmisi komunitas kasus di indonesia yakni di angka 6,70 kasus per 100 ribu penduduk per minggu, dengan rawat inap di rumah sakit 0,57 kasus per 100 ribu penduduk per minggu, dan kasus kematian 0,01 kasus per 100 ribu penduduk per minggu," sambungnya.

Ia juga menegaskan dengan keadaan seperti ini ditambah angka positivity rate Indonesia yang juga melebihi standar WHO, risiko penularan ketika beraktivitas semakin meningkat.

ADVERTISEMENT

"Dan positivity rate satu pekan terakhir 5,73 persen, artinya saat ini Indonesia kembali masuk negara yang harus diperhatikan karena telah melebihi standar WHO dimana positivity rate tidak lebih dari 5 persen," ujarnya.

"Dengan adanya peningkatan positivity rate artinya adanya peningkatan risiko untuk terinfeksi ketika kita beraktivitas dalam lingkungan," lanjutnya.

Namun ia menambahkan, dalam kondisi apapun pencegahan utama adalah tetap mematuhi protokol kesehatan terutama kesadaran penggunaan masker dan menjaga pola hidup sehat.

"Ingat apapun variannya pencegahannya tetap sama (protokol kesehatan)," pungkasnya.




(apl/aku)


Hide Ads