Kapolres Sukoharjo Bagikan Tips Tangkal Radikalisme ke Siswa SMA CT ARSA

Kapolres Sukoharjo Bagikan Tips Tangkal Radikalisme ke Siswa SMA CT ARSA

Tim detikJateng - detikJateng
Jumat, 15 Jul 2022 11:22 WIB
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo, Kamis (14/7/2022).
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo, Kamis (14/7/2022). Foto: dok. Humas Polres Sukoharjo
Sukoharjo -

Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan menyampaikan materi bimbingan dan penyuluhan (binluh) pada kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo, Kamis 14 Juli 2022. Materi yang disampaikan Kapolres bertema Menangkal Radikalisme di Kalangan Pelajar.

Diketahui, MPLS merupakan masa orientasi siswa untuk lebih mengenal lingkungan sekolah. Tahun Ajaran 2022 ini, SMA Unggulan CT ARSA menerima sebanyak 113 siswa.

MPLS merupakan agenda rutin yang dilaksanakan guna membekali para siswa untuk lebih mengenal lingkungan sekolah dan juga mengenal peraturan hidup peserta didik, yang mana SMA Unggulan CT ARSA merupakan sekolah berasrama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam binluh tersebut, AKBP Wahyu menyampaikan bahwa siswa harus memiliki rasa sensitivitas terhadap teman sebaya untuk mendeteksi kemungkinan-kemungkinan siswa terpengaruh oleh ideologi atau pemahaman radikal.

Dalam materinya, Kapolres menyampaikan kiat menangkal radikalisme, terorisme, dan ekstremisme salah satunya dengan memiliki sikap toleransi umat beragama.

ADVERTISEMENT

"Seseorang yang terpengaruh radikalisme biasanya memiliki ciri-ciri seperti sikap mental yang mendua (split personality). Artinya orang tersebut harus hidup dalam dua dunia yang berbeda, cenderung menjadi pribadi tertutup dan tertekan, manipulatif serta minim empati. Selain itu, orang tersebut juga mudah mengkafirkan orang diluar kelompoknya, menghalalkan segala cara dalam menuntaskan tujuannya, disharmonisasi hubungan dengan keluarga, teman dan lingkungan sekitar. Serta resistensi terhadap pemerintah yang dianggap kafir," kata Wahyu dalam keterangan tertulis.

Selain menyampaikan mengenai ciri orang yang terindikasi pemahaman radikal, Kapolres juga memberikan pemahaman mengenai latar belakang adanya radikalisme di Indonesia yaitu ketidakadilan sosial, kesenjangan ekonomi, dan politik. Setelahnya, Kapolres juga menyampaikan bahwa pola penyebaran radikalisme bisa melalui media massa, komunikasi langsung, dan juga lembaga pendidikan.

Lebih lanjut, Kapolres menjelaskan kiat atau strategi pencegahan radikalisme di kalangan pelajar dengan cara rekayasa teknologi, mempelajari islam secara paripurna dari kiai atau ahlinya, dan mengenali modus perekrutan teroris dan kelompok radikal lain,serta menolak dengan tegas bila diajak kajian dengan sembunyi-sembunyi.

"Jika ada tanda-tanda yang mengarah pada radikalisme, maka siswa harus menolak dengan tegas dan melaporkan ke pihak yang berwenang," imbau Kapolres.




(rih/mbr)


Hide Ads