SD Negeri Sugihan 3, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang terpaksa menutup kelas 1 untuk tahun ajaran 2022/2023. Hal itu karena tidak ada yang mendaftar pada penerimaan siswa baru atau PPDB tahun ini.
"Untuk tahun ini tidak ada peserta didik baru kelas 1, karena memang tidak ada calon peserta didik yang mendaftar," kata Kepala SDN Sugihan 3 Septina Ika Kadarsih kepada detikJateng, Kamis (14/7/2022).
Menurut Ika banyak faktor yang menjadi sebab SDN yang dipimpinnya ini tidak mendapatkan peserta didik baru. Salah satunya adalah letak sekolah yang cukup jauh dari permukiman warga, sehingga anak usia sekolah didaftarkan orang tuanya di sekolah yang lebih dekat permukiman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"SD di sini kan banyak ya, kalau kita kan jauh dari permukiman. Di sini juga sedikit anak yang usianya sudah cukup untuk masuk sekolah dasar. Di sini jumlah murid tinggal 30," tuturnya.
Kendati demikian, kondisi itu tidak menyurutkan semangat para pengajarnya untuk tetap menghidupkan suasana belajar dan mengajar yang menyenangkan. Suasana semangat belajar selalu diupayakan terasa di setiap kelas yang dibuka.
"Meskipun begitu, baik para pengajar maupun siswa tetap memiliki semangat yang besar untuk melaksanakan proses kegiatan belajar di sekolah. Banyak alumni sini yang diterima di SMP favorit, anak-anaknya juga dikenal sebagai anak yang pemberani dan cukup berprestasi," kata Ika.
![]() |
Pada tahun ajaran baru 2022/2023 ini pihaknya juga memperbanyak program pembelajaran berbasis agama. Memanfaatkan ruang kelas 1 yang kosong, pihaknya menjadikan ruang kelas tersebut sebagai musala.
"Jadi mulai tahun ajaran baru ini nantinya semua siswa dan guru serta tenaga pendidik setiap pagi akan melakukan salat duha berjemaah, nanti lanjutkan KBM untuk siang harinya kita salat zuhur berjemaah. Kita giatkan hafalan surat-surat pendek dan asmaulhusna. Kita ingin selain pintar siswa juga menjadi anak yang saleh-salihah, " terangnya.
Tak hanya itu, demi mengembalikan kejayaan sekolah, SDN Sugihan 3 ini juga mendirikan TK rintisan yang harapannya siswa setelah menyelesaikan pendidikan di tingkat taman kanak-kanak langsung bisa melanjutkan pendidikan dan mendaftar di SD tersebut.
"Tahun ini alhamdulillah di TK rintisan kami ada 8 murid, yang 7 itu untuk TK A dan yang 1 itu ada TK B. Jadi insyaallah tahun depan kelas 1 bisa dibuka kembali," tuturnya.
Sementara itu, Yulianti (44), guru wiyata bakti di TK rintisan ini mengaku meskipun hanya ada 1 murid ia akan dengan senang hati mengajar.
"Ini kan jumlah murid di TK ada 8, yang 7 anak itu TK A dan yang 1 itu TK B, tahun lalu yang itu anaknya 1 saja tetap saya ajar," ucap Yulianti.
Ia berharap perjuangan yang ia lakukan bersama guru SD dapat mengembalikan kejayaan SDN Sugihan 3.
"Karena kami juga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencari murid dari mulai door to door, menggratiskan seragam, tas, sepatu. Kami juga terkadang memberikan uang saku untuk anak-anak," pungkasnya.
(rih/aku)