Program Sekolah Kompensasi Korban Lion Air, ACT Pati: yang Ngurus Pusat

Program Sekolah Kompensasi Korban Lion Air, ACT Pati: yang Ngurus Pusat

Dian Utoro Aji - detikJateng
Selasa, 05 Jul 2022 17:01 WIB
Kantor ACT Pati, Selasa (5/7/2022).
Kantor ACT Pati, Selasa (5/7/2022). (Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng)
Pati -

Yayasan kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) sedang menjadi sorotan setelah dapat tudingan soal masalah pengelolaan dana. ACT diduga bermasalah soal program pembangunan 91 sekolah yang merupakan kompensasi Boeing untuk keluarga korban kecelakaan Lion Air tahun 2018 silam.

Marketing Komunikasi ACT Kabupaten Pati, Rizky Risdya, mengatakan terkait program pembangunan 91 sekolah bagi korban pesawat Lion Air nomor penerbangan JT-610 yang jatuh pada 29 Oktober 2018 silam bukan menjadi kewenangan ACT daerah. Menurutnya program tersebut dari pusat.

"Kalau di sini tidak ada bantuan Lion Air (program pembangunan sekolah), kita tidak ada di Pati. Kalau itu langsung dari pusat yang ngurus itu semua dari pusat," jelas Rizky ditemui di kantornya Jalan Dr Setia Budi nomor, Pati Kidul, Kecamatan Pati, Selasa (5/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rizky mengatakan terkait dengan pemberitaan yang tengah heboh soal ACT tidak berdampak pada aktivitas melayani masyarakat. Dia menjelaskan ACT Pati tetap melayani masyarakat.

"Dari cabang kita intinya ikut di pusat, sesuai arahan di pusat itu (sesuai rilis yang telah disampaikan). Tidak terganggu (aktivitas pelayanan masyarakat), seperti biasa, kita tetap melayani masyarakat, melayani umat," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Diberitakan sebelumnya, detikJateng mencari tahu soal sumbangan pembangunan sekolah bagi keluarga korban pesawat Lion Air. Salah satu keluarga korban yakni Tarnadi (60), warga Desa Sitiluhur, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati.

Anak tunggal Tarnadi, Nicko Yogha Marenta Utama menjadi salah satu korban jatuhnya pesawat Lion Air di perairan Laut Karawang, Jawa Barat tahun 2018. Nicko bekerja di Kantor Pelayanan Pajak Terpadu Pangkal Pinang. Nicko meninggalkan seorang istri dan dua orang anak yang masih kecil.

"Kalau saya kan ibaratnya dari ayah ya, yang masuk kan istrinya (istri dan anak almarhum tinggal di Depok), jadi hubungan langsung dengan istri. Terkait sekolah tidak pernah tahu, sebab kabar utama yang tahu langsung dari istrinya, tapi untuk kabar sekolah tidak pernah tahu," terang Tarnadi ditemui di rumahnya, Senin (4/7).

"Tidak tahu, tidak ada yang ke sini, sudah empat tahun ini," lanjutnya.

Selain Nicko, korban asal Pati lainnya adalah Pangky Pradana Sukandar warga Kelurahan Kalidoro, Kecamatan Kota. Hanya saja saat detikJateng datang ke rumahnya, kondisi kediamannya sepi. Tampak pagar terkunci dan informasi dari tetangga menyebutkan keluarga almarhum tinggal di Semarang.

Halaman selanjutnya, aktivitas ACT Pati...

ACT di Kabupaten Pati ini membawahi se-Keresidenan Pati. Hari ini, aktivitas di kantor tampak berlangsung seperti biasa. Di depan kantor ada petugas perempuan yang berjaga. Di depan kantor pun ada sejumlah kendaraan sepeda motor yang terparkir. Setelah itu kemudian seorang marketing komunikasi ACT menemui awak media yang berkunjung ke kantor.

Marketing Komunikasi ACT Pati, Rizky Risdya, mengatakan meski tengah heboh dua hari belakangan ini aktivitas pelayanan ACT Pati tetap normal. Kata Rizky pelayanan kepada masyarakat tidak terganggu.

"Dari cabang kita intinya ikut di pusat, sesuai arahan di pusat itu. Tidak terganggu (aktivitas pelayanan masyarakat), seperti biasa, kita tetap melayani masyarakat, melayani umat," ujar Rizky.

Rizky mengatakan aktivitas kemanusiaan terus dilakukan oleh relawan ACT. Di antaranya sempat memberikan bantuan kepada korban bencana alam banjir bandang di Desa Tunjungrejo Kecamatan Margoyoso pada Senin (27/6) lalu. Sejumlah relawan ACT pun kata dia datang membantu membuat tanggul sementara di desa terkena banjir bandang tersebut.

"Kemarin di Tunjungrejo kita juga turun ke sana. Jadi tidak terganggu sama sekali," terang dia.

"Malam banjir bandang siangnya ke sana untuk memberikan bantuan. Kasih bantuan beras dan sembako, kemudian membantu membuat tanggul sementara ada 10 relawan yang diterjunkan ke sana," sambung Rizky.

Rizky mengatakan pihaknya juga membuka donasi untuk kurban Idul Adha nanti. Rencananya ACT akan membagikan daging kurban kepada masyarakat yang membutuhkan. Namun soal jumlah dan lokasi belum ditentukan.

"Kurban ini ya istilahnya kita mendistribusikan daging kurban kepada masyarakat. Kita dari sendiri kemudian membagikan daging kurban kepada masyarakat. Jumlahnya belum tahu, karena kita masih mencari di mana yang benar-benar membutuhkan," jelasnya.

Dia menambahkan kantor ACT Pati berdiri sejak tahun 2021 lalu. ACT Pati membawahi daerah di wilayah Karisidenan Pati. Terkait penggalangan dana, kata dia bersumber dari masyarakat luas yang disalurkan kepada warga yang membutuhkan.

"Sumber dana dari masyarakat luas yang memberikan bantuan untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan," pungkas dia.

Diberitakan sebelumnya, Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) kini menjadi sorotan setelah dapat tudingan soal masalah pengelolaan dana. ACT kemudian buka suara memberi penjelasan terkait beberapa hal mulai dari menyampaikan permintaan maaf hingga soal kondisi terkini keuangannya.

Dilansir detikNews, Selasa (5/7), sorotan itu bermula dari pemberitaan dalam majalah Tempo. Beberapa isu yang mengemuka yakni mulai dari gaji fantastis hingga beragam fasilitas mewah yang didapat petinggi ACT. Isu adanya pemotongan uang donasi pun terembus terkait yayasan ACT.

Rentetan isu ini berujung juga pada sejumlah tagar protes dan bernada satir kepada ACT bermunculan di media sosial mulai dari #AksiCepatTilep dan #JanganPercayaACT.

Dalam jumpa pers yang digelar pada Senin (4/7), Petinggi ACT diwakili oleh Presiden ACT, Ibnu Khajar dan Dewan Pembina ACT, Bobi Herbowo memberi klarifikasi dan penjelasan.

"Permohonan maaf yang luar biasa sebesar-besarnya kepada masyarakat mungkin beberapa masyarakat kurang nyaman terhadap pemberitaan yang terjadi saat ini," kata Presiden ACT, Ibnu Khajar, dalam konferensi pers yang digelar di kantor ACT, Jakarta Selatan, Senin (4/7).

Halaman 2 dari 2
(rih/sip)


Hide Ads