Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) sedang menjadi pembicaraan terkait selisih jumlah penerimaan dan penyaluran donasi. Salah satunya program pembangunan 91 sekolah yang merupakan sumbangan untuk keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air.
Pembangunan sekolah tersebut merupakan bagian dari kompensasi Boeing kepada keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air nomor penerbangan JT-610 yang jatuh pada 29 Oktober 2018 silam.
detikJateng mencari tahu soal sumbangan sekolah tersebut kepada keluarga korban pesawat Lion Air. Salah satu keluarga korban pesawat Lion Air di Kabupaten Pati, Jawa Tengah adalah Tarnadi (60). Tarnadi merupakan warga Desa Sitiluhur, Kecamatan Gembong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anak Tarnadi, Nicko Yogha Marenta Utama, menjadi salah satu korban jatuhanya pesawat Lion Air JT 610 di Perairan Laut Karawang, Jawa Barat tahun 2018 silam. Nicko merupakan anak tunggal dari Tarnadi.
Nicko bekerja di Kantor Pelayanan Pajak Terpadu Pangkal Pinang. Nicko meninggalkan seorang istri dan dua orang anak yang masih kecil.
Tarnadi mengaku tidak mengetahui perihal ada bantuan pembangunan sekolah bagi korban pesawat Lion Air. Dia mengaku tidak pernah ada orang yang berasal dari lembaga kemanusiaan yang datang ke rumahnya.
"Kalau saya kan ibaratnya dari ayah ya, yang masuk kan istrinya (istri dan anak almarhum tinggal di Depok), jadi hubungan langsung dengan istri. Terkait sekolah tidak pernah ada itu. Sebab kabar utama yang tahu langsung dari istrinya. Tapi untuk kabar sekolah (bantuan program sekolah dari ACT) tidak pernah tahu," jelas Tarnadi ditemui di rumahnya, Senin (4/7/2022).
"Tidak tahu, tidak ada yang ke sini. Sudah empat tahun ini," sambung dia.
Tarnadi mengaku tidak fokus pada bantuan tersebut. Terpenting bagi keluarga adalah doa untuk almarhum anak semata wayangnya.
"Fokus pada almarhum, fokus pada doa kepada almarhum. Hanya itu. Saya pribadi karena itu anak tunggal, saya diajak bagaimana saya tidak mau, maunya fokus sama almarhum, ikhlas," jelas dia.
"Mau yang lain untuk apalah, dalam arti mendoakan pada almarhum, mungkin ada didirikan sekolah baru dengar. Saya menutup, tidak mau tahu," sambung dia.
Selain Nicko, korban asal Pati lainnya adalah Pangky Pradana Sukandar warga Kelurahan Kalidoro Jalan Merbabu Nomor 220, Kecamatan Kota, Pati. Hanya detikJateng mencoba datang ke rumahnya, kondisi kediamannya sepi. Tampak pagar terkunci dan informasi dari tetangga keluarga almarhum Pangky tinggal di Semarang.
Sementara itu saat dimintai konfirmasi, Manajemen ACT mengaku sedang membahas langkah terbaik berkaitan dengan pemberitaan majalah Tempo.
"Saat ini manajemen ACT sedang membahas dan mempersiapkan penanganan terbaik terkait pemberitaan media (Tempo)," kata Head of Public Relation ACT Clara kepada detikcom, Senin (4/7) dikutip dari detikNews.
"Mohon doa tulus teman-teman sekalian agar kami dapat senantiasa mengelola amanah secara profesional di tengah banyaknya ujian yang sedang dihadapi lembaga di tahun-tahun politik saat ini," lanjutnya.
(apl/mbr)