Terjangan Banjir Rob Rendam 3 Desa di Pekalongan

Round-Up

Terjangan Banjir Rob Rendam 3 Desa di Pekalongan

Tim detikJateng - detikJateng
Sabtu, 25 Jun 2022 05:30 WIB
Foto udara banjir rob di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Jumat (24/6/2022)
Foto udara banjir rob di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Jumat (24/6/2022). Foto: dok. BPBD Kota Pekalongan
Pekalongan -

Banjir rob menjebol tanggul Sungai Weduri di Desa Tegaldowo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, Selasa (21/6) lalu. Akibatnya, tiga desa di Kabupaten Pekalongan dan satu perkampungan di Kota Pekalongan terendam hingga Jumat (24/6/2022). Sejumlah warga pun mengungsi.

"Tanggul jebol sejak Selasa sore karena rob terlalu tinggi, sekitar 2,5 meter," kata Kepala Desa Tegaldowo, Junaidi, saat ditemui di lokasi tanggul jebol itu, kemarin.

Junaedi mengatakan, tiga desa di Kabupaten Pekalongan yang terendam meliputi Tegaldowo, Mulyorejo, dan Karangjumpo. Banjir rob juga merendam Pasirsari, satu permukiman di Kota Pekalongan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Selasa malam, warga bergotong-royong membuat tanggul darurat untuk menahan banjir rob. Namun, tanggul darurat itu jebol juga pada Kamis (23/6) malam. "Sekarang kita pakai ekskavator. Sudah kuat ini, tinggal ngepulin tanah. Ini penahanan darurat dari desa," ujar Junaidi.

Menurut warga RT 7 RW 3 Desa Tegaldowo, Nurhadi (63), banjir rob pada Jumat kemarin yang terbilang paling parah dibandingkan tiga hari sebelumnya.

ADVERTISEMENT

"Banjir sudah empat hari. Ketinggian air setengah meter di jalan. Yang masuk ke rumah sekitar 20 sentimeter. Banyak yang mengungsi ke tetangga ke saudara," kata Nurhadi.

Di wilayah Kota Pekalongan, dari data BPBD kemarin siang, ada 28 warga yang mengungsi.

"Dampaknya melimpas Kelurahan Pasirkramatkraton atau Pasirsari, Kota Pekalongan. Ketinggian air sekitar 40 sentimeter," kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kota Pekalongan, Dimas Arga Yudha, kepada detikJateng.

BPBD Kota Pekalongan menyiapkan dua lokasi pengungsian di gedung eks Kelurahan Kraton Kidul dan di Kecamatan Pekalongan Barat. Hingga kemarin, ada 28 orang yang mengungsi di eks Kelurahan Kraton Kidul.

Curhat Taswilah

Taswilah (60), warga Karangjompo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, berharap ada bantuan dari pemerintah untuk meninggikan rumahnya. Tiap banjir rob, rumah yang ditinggali bersama suaminya selalu terendam.

"Inginnya direhab, rumah ditinggikan, seperti lainnya. Tapi saya tidak mampu. Saya juga tidak pernah dapat bantuan apa-apa seperti lainnya. Bansos tidak dapat," kata Taswilah. Kemarin, banjir rob merendam hampir separuh tinggi rumahnya.

Bersama suaminya yang sakit stroke, Taswilah sempat mengungsi ke rumah keluarganya. "Kalau banjir ya seperti ini, (air) di rumah saya yang paling dalam dan paling lama surut karena tidak punya biaya untuk meninggikan lantai dan bangunan," ujar Taswilah.

Pemicu Banjir

Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kota Pekalongan, Dimas Arga Yudha mengatakan, ada beberapa faktor penyebab banjir rob itu. "Gelombang tinggi di perairan pesisir Kota Pekalongan sejak 17 Juni 2022. Puncaknya kemarin Kamis," kata Dimas, Jumat (24/6).

Gelombang paling tinggi terjadi tiap pukul 14.00-17.00 WIB, yaitu sekitar semeter. Gelombang tinggi menyebabkan air laut naik melalui muara sungai di Kota Pekalongan, melalui Sungai Meduri, Sungai Loji, dan Sungai Banger dan Gabus (di Batang).

"Sedangkan di Sungai Meduri khususnya wilayah Tegaldowo (Kabupaten Pekalongan) terdapat tanggul yang rusak sepanjang 30 meter sejak tanggal 19 Juni 2022 lalu menyebabkan air limpas mengalir ke wilayah Kota Pekalongan khususnya Pasirsari, Randu Jajar, Kelurahan Pasirkratonkramat Kecamatan Pekalongan Barat,"jelas Dimas.




(dil/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads