Banjir rob menerjang wilayah Kota Pekalongan, Jawa Tengah. BPBD setempat menyebut ada sejumlah pemicu banjir rob kali ini.
"Merujuk informasi berkaitan dengan peringatan BMKG, potensi gelombang tinggi yang terjadi di perairan pesisir Kota Pekalongan sejak 17 hingga 24 Juni 2022. Puncaknya pada tanggal 23 kemarin, yang mencapai 1 meter, sejak sore hari," kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kota Pekalongan, Dimas Arga Yudha, Jumat (24/6/2022).
Dimas menjelaskan, gelombang tinggi mencapai satu meter terjadi pada pukul 14.00-17.00 WIB, selanjutnya pukul 18.00 WIB hingga 21.00 WIB. Setelah itu turun menjadi 0,9 meter hingga 0,5 meter atau dalam kondisi normal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebelumnya Rabu (22/6) sempat mencapai 1,1 (meter) pada puncaknya kemarin pukul 15.00-16.00 yang mengakibatkan air laut naik limpas secara langsung di pesisir Pantaisari bagian barat yang belum ditinggikan tanggul lautnya," ungkap Dimas.
Gelombang air laut yang tinggi ini kemudian naik melalui muara sungai di Kota Pekalongan, melalui Sungai Meduri, Sungai Loji dan Sungai Banger dan Gabus (di Batang).
"Sedangkan di Sungai Meduri khususnya wilayah Tegaldowo (Kabupaten Pekalongan) terdapat tanggul yang rusak sepanjang 30 meter sejak tanggal 19 Juni 2022 lalu menyebabkan air limpas mengalir ke wilayah Kota Pekalongan khususnya Pasirsari, Randu Jajar Kelurahan Pasirkratonkramat Kecamatan Pekalongan Barat. Mulai menggenangi permukiman warga sejak kemarin dan hari ini," ujarnya.
Dari catatan BPBD Kota Pekalongan, banjir rob dampak dari tanggul jebol, terjadi di empat RW di Kelurahan Pasirkratonkramat (PKK), yakni di perkampungan Pasirsari dan Randujajar, di RW 03, 04, 05 dan 06, dengan ketinggian air yang bervariasi yakni 15-40 cm.
Sedangkan banjir rob akibat gelombang pasang di pesisir utara, terjadi di wilayah Clumprit, Kelurahan Degayu dengan ketinggian 20 cm, Bugisan dan Panjang Wetan dengan ketinggian air 30 cm, Krapyak Lor dengan ketinggian 10-15 cm, Panjang Baru dengan ketinggian 20 cm.
Dalam pantauan BPBD, selain merendam permukiman warga, air juga melimpas menggenangi wilayah sekitar sungai dan jalan serta fasilitas umum seperti wilayah TPI dan Pelabuhan Kota Pekalongan dengan genangan 20-40 cm, Jalan Pantaisari 10-25 cm, jalan arah Krematorium 15 cm, Jalan Jlamprang Lor 20 cm, Jalan WR Supratman 10-20 cm, Jalan Tentara Pelajar 10-20 cm, Jalan Kusuma Bangsa 10 cm, Jalan Semarang, Jalan Abdullah Hamid 15 cm, Jalan Patiunus 20 cm, Jalan Labuhan 10-20 cm, Jalan Sutan Sahrir 30-40 cm, Jalan Samanhudi 30-40 cm.
"Ketinggian air relatif naik pada jam pasang dan ada penurunan saat jam-jam surut," jelasnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
BPBD Kota Pekalongan saat ini telah melakukan koordinasi dengan BPBD Kabupaten Pekalongan, terkait percepatan penanganan kedaruratan penutupan tanggul rusak di wilayah Tegaldowo, Kabupaten Pekalongan, agar dampak limpas sungai yang masuk ke wilayah Pasirsari Kota Pekalongan tidak semakin meluas.
"Kita sejak pagi tadi telah berkoordinasi dengan teman-teman BPBD Kabupaten Pekalongan, agar dampak banjir rob karena tanggul jebol tidak meluas," ungkapnya.
"Kita juga telah siapkan dua lokasi pengungsian, di aula eks Kelurahan Kraton Kidul dan aula Kecamatan Pekalongan Barat. Saat ini yang masih digunakan di aula eks Kelurahan Kraton Kidul," ucapnya.
Selain itu, BPBD bersama relawan lainnya melakukan patroli kesiapsiagaan wilayah rawan banjir maupun rob, baik di wilayah pesisir maupun sempadan Daerah Aliran Sungai (DAS). Termasuk penyebarluasan informasi dan sosialisasi media tentang peringatan dini kepada masyarakat, relawan dan aparatur setempat.
"Sejak semalam kita juga lakukan evakuasi warga yang mengungsi dan penyiapan pengungsi serta ketersediaan sarpras pengungsian serta ketersediaan logistik. Untuk jumlah pengungsian sendiri masih kita data, sejak Jumat siang tadi ada 28, akan kita update kembali," tambahnya.
Sebagai langkah berikutnya, pihaknya bersama DPUPR akan memaksimalkan pompa air maupun rumah pompa yang ada di Kota Pekalongan.
"Upaya lain yang berkaitan dengan penanganan kedaruratan, yakni dengan penutupan tanggul rusak menggunakan sand bag, peninggian tanggul yang limpas sungai untuk meminimalkan dampak dan luasan area bersama unsur lainnya," pungkas Dimas.
Simak Video "Video: Fakta-fakta Longsor di Pekalongan yang Tewaskan 17 Orang"
[Gambas:Video 20detik]
(rih/sip)