Keluarga Gadis Wonogiri Setahun Hilang Dapat Ancaman, Minta Perlindungan Polisi

Keluarga Gadis Wonogiri Setahun Hilang Dapat Ancaman, Minta Perlindungan Polisi

Muhammad Aris Munandar - detikJateng
Jumat, 24 Jun 2022 18:37 WIB
Surfing the net
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/damircudic)
Wonogiri -

Keluarga seorang gadis asal Kabupaten Wonogiri yang sempat hilang hampir satu tahun meminta perlindungan polisi. Sebab, ada pesan berisi ancaman dari seseorang.

Untuk diketahui, kasus ini berawal saat gadis remaja itu dilaporkan hilang pada Mei 2021. Ia kembali ke rumah setelah setahun kemudian. Ia dikabarkan hilang dibawa oleh seorang laki-laki.

Ayah korban, mengatakan sejak anaknya pulang ke rumah, sikapnya mulai berbeda. Ia jarang ke luar rumah dengan teman-temannya dan sering murung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak keluarga mempunyai harapan kasus itu bisa menemui titik terang. Terutama bisa terkuak jelas siapa yang membawa pergi anaknya. Sebab pernah ada ancaman dari orang yang diduga membawa pergi.

Menurutnya, ancaman itu diketahui saat istrinya memeriksa handphone anaknya. Di handphone itu pesan WhatsApp (WA) dari orang yang diduga membawa lari. Isi pesan itu intinya ada ancaman jika sampai kasus itu berlanjut ke kepolisian. Nyawa keluarga akan dihabisi.

ADVERTISEMENT

"Sekarang HP-nya sudah dirampas orang itu, sekitar satu bulan lalu. Mau menyerahkan karena manut sama orang itu. Setelah HP dirampas, sekarang keluarga tidak mendapatkan ancaman lagi. Namun kami berharap ada perlindungan yang diberikan dari kepolisian dan kasus itu bisa diusut tuntas. Makanya kami melapor ke polisi," katanya, Jumat (26/6/2022).

Terkait kasus itu, Kasat Reskrim Polres Wonogiri AKP Supardi mengatakan saat dimintai keterangan, korban mengaku pergi dan pulang sendiri tanpa ada yang membawa. Hal itu membuat pihaknya kesulitan dalam menelusuri informasi dari korban. Sebab anak itu memilih diam.

"Saat kami mintai keterangan jawabannya satu, mengaku kalau pergi sendiri dan pulang sendiri. Itu saja, tidak ada yang lain. Ini kami berkoordinasi dengan dinas terkait untuk memberikan pendampingan psikologi. Itu mengantisipasi agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan," pungkas Supardi.




(rih/sip)


Hide Ads