Mengenal Gangguan Mata Silinder, Apa Penyebabnya?

Kesehatan

Mengenal Gangguan Mata Silinder, Apa Penyebabnya?

Tim detikJateng - detikJateng
Jumat, 24 Jun 2022 15:13 WIB
Close up face portrait of happy girl having fun at vision test.Conceptual image with girl closing one eye with hand and block letter eye chart in background.
Ilustrasi pemeriksaan mata. Foto: Getty Images/iStockphoto/karelnoppe
Solo -

Mata silinder atau dikenal dengan istilah medis astigmatisme banyak dialami oleh masyarakat. Kondisi ini terjadi karena gangguan refraksi mata yang menyebabkan penglihatan menjadi kabur.

Silinder terjadi ketika kornea memiliki lengkungan permukaan yang berbeda satu sama lain.

"Astigmatisme adalah kelainan refraksi yang menyebabkan kabur, tetapi distorsi. Distorsi itu garis yang harusnya lurus jadi bengkok atau patah-patah," kata dr. Sagung Gede Indrawati, Sp.M (K), dari Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK-KMK UGM, seperti dikutip detikJateng dari laman resmi UGM, Jumat (24/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sagung menjelaskan pada dasarnya mata silinder dibagi menjadi dua jenis yaitu internal dan eksternal.

Biasanya, silinder internal terjadi sejak lahir. Gangguan ini disebabkan oleh jaringan-jaringan di dalam bola mata seperti lensa dan syaraf, baik posisi lensa yang miring, maupun bentuk lensa yang tidak elips atau tidak sempurna.

ADVERTISEMENT

Sebaliknya, penderita gangguan silinder eksternal biasanya memiliki mata normal saat lahir. Namun dalam perkembangan tubuhnya, bola mata ikut berkembang dengan bentuk yang tidak simetris.

"Pertumbuhan itu tidak simetris karena bertumbuh secara tidak bersamaan di daerah kornea, maka dia menjadi tidak simetris dan menjadi silinder," papar Sagung.

Ada pula seseorang yang mengalami gangguan silinder di usia dewasa gara-gara faktor pencetus. Misalnya terdapat luka di kornea yang membuatnya harus dijahit, dan terdapat infeksi di kornea dan membuat penyembuhan kornea tidak mulus lagi.

"Untuk mengembalikan bentuknya ke dalam yang benar, bisa memakai lensa, nah lensanya ini namanya lensa silinder," kata Sagung.

Sugeng menyarankan agar masyarakat yang mengalami gangguan mata silinder memeriksakannya ke dokter mata. Hal ini perlu dilakukan agar bisa memperoleh penanganan yang tepat.

Menurutnya, pemeriksaan yang dilakukan hanya dengan mengandalkan alat autorefractometer saja bisa jadi tidak akurat.

"Mesin komputer tidak selalu menggambarkan, jadi harus dilakukan ke pasien langsung, tidak boleh mengandalkan angka yang tercantum pada mesin tersebut," tutur Sagung.




(ahr/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads