Seorang bocah berumur 8 tahun asal Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, bernama Boby hidup dalam kondisi yang memprihatinkan. Sejak bayi, Boby mengalami kelumpuhan hingga membuatnya tak mampu beraktivitas.
Kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan, membuat Boby tak mampu berobat. Betapa tidak, ayahnya yang bekerja sebagai tenaga kebersihan, hanya berpenghasilan Rp 100 ribu dalam sebulan.
Sehari-harinya, Boby tergolek lemah di rumahnya di Dusun Tegal Mijen, Desa Bulan, Kecamatan Wonosari, Klaten. Saat detikJateng berkunjung ke rumah Boby, bocah itu tampak terbaring lemah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat didudukkan, Boby bisa duduk tetapi tidak lama dan selebihnya hanya berbaring. Kedua kaki dan tangan Boby tampak kecil juga pendek. Nada bicaranya pun tidak jelas, dan jemarinya tidak bisa digerakkan karena seperti kaku tanpa perintah.
Sementara rumah yang ditempati Boby hanya rumah tua yang retak sana sini pada dindingnya. Di teras temboknya terpampang foto Presiden Jokowi dan pasangan Bupati-Wakil Bupati Klaten.
Bocah piatu tersebut setiap hari dirawat kakak perempuannya yang masih duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah (MTS). "Ya setiap hari saya yang merawat sepulang sekolah. Sebab adik tidak bisa kemana-mana," ucap kakak Boby, Dwi Novita Putri (15), saat ditemui detikJateng di rumahnya, Kamis (23/6/2022) siang.
Putri menjelaskan, adiknya hanya bisa berbaring sejak kecil. Kadang bisa dipaksa duduk tetapi tidak bertahan lama.
"Dipaksa duduk bisa tapi terus ambruk. Kepalanya sampai benjol-benjol sebab saat ambruk tidak ketahuan," terang dia.
Dengan kondisi adiknya seperti itu, ucap Putri, untuk aktivitas harus dibantu setiap saat. Mulai dari makan, minum dan mandinya.
"Makan, minum dan mandi ya saya tapi kalau main bisa saya taruh stroller. Susu dan popoknya paling boros sebab seminggu popoknya bisa dua pak," ujarnya.
Sang ayah, Bambang Raharjo (43) mengatakan, sejak bayi, putranya itu kesulitan berdiri. Boby selalu ambruk saat coba diberdirikan.
"Kalau diberdirikan selalu ambruk dan kaki tangan semakin kecil, dulu kakaknya juga kondisinya begitu tapi sudah remaja dan meninggal. Pernah dirawat di RS untuk operasi bibir sumbing juga," jelas Bambang.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Saat usia sekitar setahun, lanjutnya, istri Bambang meninggal dunia karena sakit. Sejak saat itu, setiap harinya Boby diasuh oleh kakaknya.
"Setiap hari sama kakaknya, tapi kalau kakaknya sekolah sama budenya. Saya sendiri harus kerja serabutan untuk hidup," kata Bambang.
Bambang mengatakan, setiap hari anaknya hanya tiduran dan tidak bisa kemanapun. Untuk makan dan minum harus disuapi serta dimandikan.
"Mandi dimandiin, maka dimakani. Setiap hari ya begitu dan untuk makan harus yang halus karena jika kasar pasti tersedak," ujar dia.
Bambang mengaku sudah tak mampu mengantarkan anaknya itu berobat. Penghasilannya sebagai tenaga honorer kebersihan di kantor pemerintah hanya Rp 100.000 per bulan.
"Honor saya cuma Rp 100.000 sebulan. Untuk memenuhi kebutuhan saya kerja serabutan apa saja yang penting bisa untuk makan," tambah Bambang.
Simak Video "Video: Mendes Yandri Susul Zulhas Tinjau Lokasi Peluncuran Kopdes Merah Putih"
[Gambas:Video 20detik]
(aku/sip)