Derita pekerja di area Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, belum berakhir. Meski banjir rob mulai surut mereka tetap harus pulang kerja dengan kondisi celana basah karena sejumlah titik masih tergenang air.
Misalnya di jalan kawasan Industri Lamicitra, genangan air masih setinggi lutut orang dewasa atau diperkirakan 30 sentimeter. Padahal, ada ribuan pekerja yang mencari nafkah di sana.
"Sebenarnya terganggu, karena kan jalan capek," kata Isa Munica saat ditemui di depan kawasan Lamicitra, Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Selasa (21/6/2022) pukul 17.00 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biasanya, Isa berangkat dan pulang kerja dengan mengendarai motor, tapi kini motornya mogok setelah terdampak banjir rob kemarin. Isa kini khawatir dengan biaya servis motor yang saat banjir sebelumnya mencapai Rp 500 ribu.
"Kalau kemarin sih masih murah, nggak tahu sekarang. 500-an, kan motornya enggak motor matik," ungkapnya.
Pekerja lain bernama Wahyu juga memiliki kekhawatiran yang sama. Motornya yang baru diservis menghabiskan dana Rp 2 juta kini kembali mogok.
"Biaya motor kan sangat besar, Rp 2 juta belum hidup motornya," kata Wahyu.
Dirinya mengaku stres karena beberapa genangan dampak rob di sana kerap terjadi. Meski begitu dirinya tetap berusaha untuk menikmati demi menafkahi keluarganya.
"Bikin stres, tapi kita nikmati," ujarnya.
Genangan tidak hanya tersisa di jalan kawasan Lamicitra. Titik lain genangan terlihat di area masuk penumpang Pelabuhan Tanjung Emas. Namun, genangan di sama tidak terlalu tinggi dan diperkirakan 10 sentimeter sampai 20 sentimeter.
(rih/dil)