Mahfud Md Mengenang Buya Syafii: Bukan Ningrat tapi Bangsawan

Mahfud Md Mengenang Buya Syafii: Bukan Ningrat tapi Bangsawan

Jauh Hari Wawan S - detikJateng
Jumat, 27 Mei 2022 15:12 WIB
Profil Buya Syafii Maarif
Buya Syafii Maarif (Foto: Ristu Hanafi/detikcom)
Yogyakarta -

Bangsa Indonesia kehilangan besar dengan wafatnya Ahmad Syafii Maarif atau yang akrab disapa Buya Syafii. Menko Polhukam Mahfud Md menyebut sosok Buya Syafii sebagai bangsawan.

"Kehilangan seorang tokoh besar Buya Syafii Maarif meskipun beliau bukan seorang ningrat bisa disebut seorang bangsawan. Bangsawan dalam arti bahwa dia selalu berpikir untuk kepentingan bangsanya sampai saat-saat terakhir," kata Mahfud ditemui di Masjid Gedhe Kauman, Kota Jogja, Jumat (27/5/2022).

Mahfud mengatakan, semua yang mencintai sosok Buya Syafii Maarif wajib untuk meneruskan ide dan gagasannya dalam berbangsa dan bernegara. Terutama dalam hal hubungan antarmanusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Oleh sebab itu, saya kira kita semua yang mencintai Pak Syafii Maarif perlu melanjutkan ide-idenya dalam kehidupan bersama berbangsa dan bernegara yaitu rukun, bersatu, kemudian kompak saling membantu dalam prinsip hubungan antarmanusia," ucapnya.

Hubungan antarmanusia yang diyakini oleh Buya Syafii, menurut Mahfud yakni tidak saling membeda-bedakan ikatan suku.

ADVERTISEMENT

"Kalau hubungan antara manusia itu seperti yang diajarkan oleh agama yang diyakini Pak Syafii Maarif. Kita tidak membeda-bedakan ikatan primordial semua manusia itu hidup dalam kosmopotalisme gitu ya. Hidup dalam kesewargaan," ujarnya.

Mahfud Md menceritakan, Buya Syafii mendambakan Indonesia menjadi negara agamis. Oleh karena itu pancasila menjadi pedoman berbangsa dan bernegara.

"Maka pancasila itu adalah pedoman berbangsa dan bernegara yang kompetibel artinya tidak mengganggu kelancaran perjuangan umat Islam untuk berbangsa bernegara dan beribadah itu yang diajarkan Pak Syafii kepada kita," ujar Mahfud.

"Bahwa Islam itu agama kemanusiaan, semua orang bersaudara. Urusan ibadah mahdhah urusan masing-masing," katanya.

Mahfud cerita sempat jadi asisten Buya

Lebih lanjut, Mahfud menceritakan bahwa dirinya punya kenangan yang dalam dengan Buya. Dulu dia merupakan asisten Buya.

"Saya mengajar itu bersama Pak Syafii saya sebagai asistennya saya punya kenangan yang cukup dalam," ucapnya.

Bersama Buya, Mahfud mengajar mata kuliah Pancasila 2 selama satu semester.

"Saya adalah asisten Pak Syafii ketika mengajar mata kuliah Pancasila 2. Pancasila 2 itu pancasila filsafat kenegaraan," tutupnya.




(rih/ahr)


Hide Ads