Hama Wereng Serang Sawah, Petani Klaten Kerahkan Drone

Hama Wereng Serang Sawah, Petani Klaten Kerahkan Drone

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Selasa, 24 Mei 2022 12:58 WIB
Petani di Klaten mengerahkan drone untuk penyemprotan hama wereng.
Petani di Klaten mengerahkan drone untuk penyemprotan hama wereng. Foto: dok DKPP Klaten
Klaten -

Para petani di Kabupaten Klaten saat ini mulai dikhawatirkan dengan serangan hama wereng cokelat. Hama yang biasa muncul saat pancaroba itu mulai menyerang areal persawahan di beberapa kecamatan.

"Data terakhir luas serangan ada 33 hektar. Di Kecamatan Karangdowo ada 3 hektar di 10 desa tapi spot dan kategori serangan sedang," jelas Plt Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pemkab Klaten, Lilik Nugraharja kepada detikJateng, Selasa (24/5/2022) pagi.

Dijelaskan Lilik, selain di Kecamatan Karangdowo, serangan hama yang sama juga ditemukan di Kecamatan Ceper, Cawas dan Bayat. Di tiga kecamatan tersebut, serangan hama menyebabkan kerusakan ringan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Serangan ringan, di Kecamatan Ceper ada 1 hektar, Bayat ada 12 hektare dan Cawas 17 hektare. Sejauh ini tidak ada yang puso karena wereng, saat ini pengendalian terus berjalan," lanjut Lilik.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Cawas, Ngadiyana mengatakan hama wereng mulai muncul terutama dari wilayah selatan. Beruntung, hama itu muncul saat sawah sudah panen.

ADVERTISEMENT

Para petani juga langsung melakukan penyemprotan agar hama itu tidak meluas. Penyemprotan dilakukan menggunakan drone.

"Awalnya dari daerah selatan tapi sekarang sudah panen, WBC pindah ke utaranya. Penyemprotan dilakukan dengan drone," ucap Ngadiyana kepada detikJateng.

Dikatakan Ngadiyana, sudah sekitar 80 hektar yang disemprot dengan drone untuk antisipasi agar wereng tidak meluas. Terakhir, penyemprotan dilakukan di Desa Plosowangi.

"Di Desa Plosowangi 1 hektar tapi sebelumnya 80 hektar. Drone bekerja sama dengan produsen sarana produksi pertanian (Saprotan), kalau kita sendiri tidak kuat beli. Satu hektar biayanya hanya Rp 360.000 sudah termasuk obat pestisidanya," papar Ngadiyana.

Narso, petani Desa Plosowangi menjelaskan penggunaan drone sudah marak tahun ini. Biayanya lebih murah dibandingkan tenaga manusia.

''Lebih hemat, satu patok saya bayar Rp 42.000 sudah dengan obatnya. Obat lebih efektif sebab sampai ke batang tempat wereng bersarang," kata Narso.

Menurut Kabid Sarana Prasarana Pertanian Penyuluhan dan Pengembangan Usaha Pertanian DKPP Pemkab Klaten, Erni Kusumawati penyemprotan dengan drone mulai dilakukan petani di beberapa desa. Sejauh ini cara itu lebih efektif.

"Penggunaan drone sejauh ini lebih efektif dan hemat tenaga dibandingkan manual," jelas Erni.




(ahr/mbr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads