Beduk Pendowo Purworejo, Konon Dipercaya sebagai Beduk Terbesar di Dunia

Beduk Pendowo Purworejo, Konon Dipercaya sebagai Beduk Terbesar di Dunia

Rinto Heksantoro - detikJateng
Minggu, 08 Mei 2022 15:51 WIB
Bedug Pendowo di Masjid Agung Darul Muttaqin Purworejo.
Bedug Pendowo di Masjid Agung Darul Muttaqin Purworejo. (Foto: Rinto Heksantoro/detikJateng)
Purworejo -

Tahu nggak, beduk terbesar di dunia ternyata berada di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Lalu seperti apa sejarah dan penampakan beduk tersebut?

Beduk ini terletak di serambi Masjid Agung Darul Muttaqin, yang terletak tepat di sebelah Alun-alun Purworejo. Ditemui detikJateng, Takmir Masjid Agung Darul Muttaqin Purworejo, Katobi (72), mengisahkan zaman dahulu ketika Perang Diponegoro (1825-1830) berakhir, Pemerintah Hindia Belanda mengangkat pemimpin dari kalangan pribumi untuk memerintah wilayah Tanah Bagelen yang sekarang bernama Kabupaten Purworejo.

Saat itu, kata Katobi, Kanjeng Raden Tumenggung Tjokronegoro I dipercaya menjabat sebagai bupati pertama Purworejo dengan dibantu oleh Patih Raden Tjokrojoyo. Tak lama kemudian, Tjokronegoro I pun membangun Masjid Agung Darul Muttaqin pada tahun 1830 Masehi. Setelah masjid selesai dibangun, sang bupati mulai berpikir untuk membuat alat sebagai penanda datangnya salat, sehingga dibuatlah sebuah beduk raksasa pada tahun 1834 Masehi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian diadakan sayembara siapa yang bisa membuat bedug tersebut dan membawanya hingga masjid ini. Akhirnya, dengan dipimpin oleh Muhammad Irsyad yaitu mantunya Patih Tjokrojoyo beduk dibuat dari kayu jati utuh yang besar," kata Katobi saat ditemui detikJateng di serambi Masjid Agung Darul Muttaqin, Jumat (8/5).

Proses pembuatannya, lanjutnya, dilaksanakan di Dusun Pendowo, Desa Bragolan, Kecamatan Purwodadi yang berjarak sekitar 11 kilometer dari Masjid Agung Darul Muttaqin yang berdiri tepat di sebelah barat Alun-alun Kota Purworejo. Diketahui, beduk tersebut dibuat dari pohon jati tua yang sudah berumur ratusan tahun dan memiliki cabang lima sehingga dinamakan Beduk Pendowo sesuai nama tokoh pewayangan Pandowo Limo yang terdiri dari lima tokoh.

ADVERTISEMENT

"Karena bercabang lima, maka dikasih nama Bedug Pendowo," jelasnya.

Bedug Pendowo di Masjid Agung Darul Muttaqin Purworejo.Bedug Pendowo di Masjid Agung Darul Muttaqin Purworejo. Foto: Rinto Heksantoro/detikJateng

Setelah selesai dibuat, beduk kemudian dibawa melalui jalan terjal dan sulit menggunakan tali tambang dan kayu gelondongan sebagai roda pengangkut. Untuk menghibur dan memberi semangat para pekerja yang membawa beduk raksasa itu, maka dalam setiap pos pemberhentian ada hiburan berupa tarian tayub. Setelah melewati tujuh pos, beduk akhirnya sampai di Masjid Agung.

"Jadi ngangkutnya itu ditarik pakai tambang dadhung, terus bawahnya ada kayu gelondongan biar bisa mutar dan beduknya bisa ikut jalan pelan-pelan," imbuhnya.

Dengan panjang rata-rata 292 cm, garis tengah depan 194 cm dan garis tengah belakang 180 cm, bedug ini diketahui menjadi yang terbesar di dunia. Untuk keliling bagian depan, beduk ini memiliki panjang 601 cm dan keliling bagian belakang 564 cm.

Bagian depan dan belakang bedug ditutup dengan menggunakan kulit banteng tua pada waktu itu. Kulit yang menempel kemudian dipaku yang terbuat dari kayu. Adapun jumlah paku depan ada 120 buah sedangkan paku bagian belakang ada 98 buah.

"Iya, ini bedug terbesar di dunia. Kulitnya ini dari kulit banteng tua, yang belakang sudah diganti tiga kali tapi dari kulit sapi karena sekarang kan susah cari kulit banteng. Di tengah beduk itu ada gong, biar kalau dipukul suara bedug jadi keras dan menggema," lanjutnya.

Untuk menjaga keawetan beduk yang diletakkan di serambi masjid sebelah selatan ini, beduk hanya dipukul setiap hari Jumat dan hari-hari besar keagamaan termasuk pada saat peringatan kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus. Sebagai gantinya, ketika salat lima waktu tiba, dipukullah beduk lain yang berukuran kecil yang terletak di serambi masjid bagian utara.

Sementara itu, salah satu pengunjung asal Lombok Nusa Tenggara Barat, Hazairin Junep (61) mengaku kagum dengan Beduk Pendowo tersebut. Tak menyia-nyiakan kesempatan, ia yang memang sudah lama pingin melihat langsung beduk raksasa itu langsung berfoto selfie serta mengabadikan dengan video ponselnya.

"Saya sudah lama dengar tapi baru sekarang ini saya melihat langsung dan bisa menyentuh. Alhamdulillah saya juga bisa salat di sini juga. Saya merasa terkesan, saya senang sekali, bahwa tradisi umat Islam di Indonesia, Jawa khususnya di Purworejo masih memelihara beduk ini karena tidak ada yang seperti ini di tempat lain, di Lombok ada yang besar tapi tidak sebesar ini," ucapnya.




(aku/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads