Untaian Syukur di Balik Kapal Tempat Sesaji Pesta Lomban Jepara

Untaian Syukur di Balik Kapal Tempat Sesaji Pesta Lomban Jepara

Dian Utoro Aji - detikJateng
Minggu, 08 Mei 2022 15:24 WIB
Miniatur kapal untuk tempat sesaji di Jepara, Minggu (8/5/2022).
Miniatur kapal untuk tempat sesaji di Jepara, Minggu (8/5/2022). (Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng)
Jepara -

Miniatur kapal tempat sesaji saat tradisi Pesta Lomban di Kabupaten Jepara, mulai disiapkan sejak sebulan lalu. Ternyata ada makna di balik miniatur kapal tempat menaruh kepala kerbau yang akan dilarung saat Pesta Lomban ini.

Pantauan di lokasi, Minggu (8/5) miniatur kapal sudah jadi. Pembuat kapal pun tengah membersihkannya untuk ditempatkan sesaji.

Pembuat miniatur kapal sesaji, Agus Mardika (49) mengatakan pembuatan miniatur tempat sesaji dikerjakan sejak sebulan belakangan ini. Miniatur dibuat dengan ukuran panjang 5 meter dan lebar 1 meter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kurang lebih dari perencanaan satu bulan. Bahan utama kain putih, bambu apus, sama batang pisang, itu wajib, untuk yang lain hanya pelengkap yang penting tiga unsur itu tadi," kata Agus kepada detikJateng ditemui di lokasi, Minggu (8/5/2022).

Menurutnya ada tiga bahan pokok yang wajib disediakan untuk miniatur kapal. Tiga bahan ini adalah kain putih, bambu apus, dan batang pisang.

ADVERTISEMENT

Agus mengatakan tiga bahan ini memiliki makna tertentu. Seperti kain putih melambangkan ketulusan masyarakat Jepara bersyukur kepada Allah.

"Kain putih ini melambangkan ketulusan masyarakat Jepara bersyukur kepada Allah. Yang kedua batang pisang raja itu diibaratkan rajanya setan, istilah makhluk gaib penghuni laut, lha terus bambu apus itu ibaratnya raja disunduk (ditusuk) di dalam ini ada batang pisang ditusuk bambu apus, ibaratnya penghuni laut akan tunduk kepada manusia," ujar Agus.

"Biar tidak mengganggu nelayan pada saat melaut. Intinya bukan arti masyarakat Jepara menyekutukan tidak, tujuan intinya ikut syukur," sambung dia.

Miniatur kapal untuk tempat sesaji di Jepara, Minggu (8/5/2022).Miniatur kapal untuk tempat sesaji di Jepara, Minggu (8/5/2022). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

Agus bercerita sebelum membuat miniatur kapal ini pun pembuat harus melakukan puasa selama tiga hari. Setelah jadi, miniatur ini pun dibawa ke rumah tokoh masyarakat setempat.

Setelah itu ditaruh sesaji dan dibawa TPI Ujungbatu Kecamatan Jepara. Baru keesokannya dilarung di lautan Jepara.

"Nanti siang dibawa ke tokoh masyarakat, terus sore nanti sesaji dimasukkan di atas kapal ini, setelah itu dibawa ke TPI Ujungbatu. Ini menginap satu malam dan paginya antara jam 6.30-07.00 WIB itu baru dilarung," ucap dia.

Diberitakan sebelumnya, tradisi Pesta Lomban di Kabupaten Jepara tahun ini bakal digelar secara meriah. Festival kupat lepet kembali digelar setelah dua tahun ditiadakan saat Pesta Lomban.

"Tradisi Pesta Lomban lebih meraih tahun ini," jelas Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara, Ida Lestari, saat dihubungi detikJateng lewat telepon, Jumat (6/5).

Menurutnya tradisi Pesta Lomban digelar setiap Syawal atau sepekan setelah Lebaran Idul Fitri. Namun karena pandemi dua tahun belakangan digelar secara sederhana dan tanpa pengunjung.

Ida mengatakan tradisi ini akan digelar dan bisa disaksikan oleh masyarakat. Mulai dari pagelaran wayang kulit yang sebelumnya hanya digelar terbatas, nanti akan digelar secara meriah dan disaksikan oleh masyarakat.




(aku/ams)


Hide Ads