Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki segudang cerita misteri. Salah satunya adalah mitos suara-suara yang kerap muncul di kawasan Pasar Bubrah yang merupakan salah satu jalur pendakian.
Lokasinya berada tidak jauh dari Puncak Merapi. Banyak warga dan pendaki yang meyakini adanya kehidupan tak kasat mata di daerah itu.
"Sebenarnya (namanya) bukan Pasar Bubrah, tapi Pasar Bubar," kata salah seorang tokoh masyarakat Desa Samiran, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Mujiono, beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, cerita tentang suara-suara misterius di Pasar Bubar alias Pasar Bubrah sudah berkembang secara turun-temurun. Suaranya mirip keriuhan pasar menjelang tutup sehingga lokasi itu mendapat sebutan Pasar Bubar.
"Cerita para sepuh dahulu, warga yang mengadakan sedekah gunung, ketika naik pada tengah malam sampai atas kan pagi. Sebelum sampai di Pasar Bubar itu mendengar banyak suara-suara orang seperti di pasar dari arah atas," katanya.
Namun, setelah warga tiba di atas, mereka tidak melihat adanya keramaian di tempat itu. Mereka hanya melihat sisa-sisa keramaian, seperti bekas pincuk dan bungkus makanan.
"Maka kemudian disebut pasarnya sudah bubar, pasar bubar. Sampai sekarang," jelas mantan Kepala Dusun Samiran itu.
Selain cerita yang sudah berkembang secara turun-temurun, cerita dari sejumlah pendaki gunung yang mengaku mendapatkan pengalaman misterius semakin menguatkan citra Pasar Bubrah sebagai kawasan angker.
Seorang turis asing, lanjut Mujiono, mengaku melihat kereta kencana di Pasar Bubrah saat turun dari puncak Merapi.
Beberapa warga juga mengaku pernah bertemu dengan sesosok orang tua berjenggot di daerah tersebut. Warga biasa menyebut sosok tua misterius itu dengan sebutan Mbah Simbar Joyo.
Cerita-cerita tersebut membuat pendaki selalu berhati-hati saat melintas di jalur pendakian itu. Termasuk, warga sekitar Merapi yang bekerja sebagai pemandu bagi para pendaki.
Selain berdoa sebelum melalui lokasi itu, mereka juga mengajak para pendaki untuk menjaga sikap selama berada di sekitar lokasi Pasar Bubrah.
"Di semua tempat gaib itu pasti ada, maka sebelum berangkat berdoa dulu, kemudian permisi dan melakukan yang positif saja (selama mendaki)," saran Sukardi, salah satu pemandu pendaki.
Beruntung, hingga kini dia belum pernah menjumpai hal yang aneh selama memandu pendaki menaiki Gunung Merapi.
(ahr/rih)