Senin Pon 2 Mei 2022: Sopan dan Mahir Menguntai Kata

Penanggalan Jawa

Senin Pon 2 Mei 2022: Sopan dan Mahir Menguntai Kata

Tim detikJateng - detikJateng
Senin, 02 Mei 2022 06:33 WIB
Ilustrasi kalender atau tanggal merah
Ilustrasi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Boonyachoat)
Solo -

Hari ini, Senin (2/5/2022) bertemu dengan pasaran Pon. Dalam penanggalan Jawa, hari ini juga bertepatan dengan 1 Sawal 1955, berada di Tahun Alip, Windu Sancaya dan Wuku Gumbreg.

Weton (hari kelahiran) Senin Pon memiliki neptu 11. Kecenderungannya tak mudah goyah dalam pendirian, ramah, sopan, berhati-hati dan waspada. Pemilik weton ini juga pandai menguntai kata-kata atau mengarang. Akan tetapi weton ini juga mudah tergiur mengagumi sesuatu serta kadang-kadang mudah patah semangat terutama dalam menghadapi masalah.

Pangarasan pada weton ini adalah Aras Tuding, artinya sering ditunjuk dalam hal yang positif yang bisa menjadi peluang atau kesempatan. Misalnya dalam suatu organisasi, biasanya orang tersebut berpeluang menduduki jabatan tertentu atau atau memiliki posisi yang sangat strategis. Namun demikian, terkadang dia juga bisa terkena tudingan dalam hal negatif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun Pancasuda Sumur Sinaba, bermakna dadi pangungsening kapinteran atau pandai dan berwawasan luas sehingga ia sering dicari orang karena petuah dan nasehatnya, serta banyak pengetahuannya.

Wuku GumbrΓͺg, lambang dewanya Bathara Cakra. Wataknya jika berbicara tak diulang-ulang, ikhlas tanpa ditutup-tutupi. Kaki depannya mencelup di air, apa yang dikatakan di depan tampak mengenakkan, tetapi keras di belakang.

ADVERTISEMENT

Gedhongnya ada di belakang. Pertanda merelakan apa yang dimilikinya tanpa ditutup-tutupi. Pohonnya beringin, menjadi tempat berlindung dan mengundang simpati atasannya. Orang yang melihat menaruh rasa simpatik, dan ingin bernaung.

Burungnya ayam hutan, menjadi piaraan orang besar, lagi pula pandai menguntai kata-kata dan bicaranya enak didengar, siapa saja yang melihat senang penuh rasa asih. Pengabdiannya diakui, dipercaya dalam hal pekerjaannya. Tampak besar pengaruhnya.

Gambarannya bagaikan petir menyambar, banyak ilmu dan banyak bicaranya, tetapi tak tahu akhirnya. Hatinya merasa suci, akhirnya gagal yang menyerap ilmu darinya.

Lambangnya kayu yang mati, bahayanya kalap di air. Kala ada di selatan, selama tujuh hari pada wuku ini jangan pergi ke arah selatan untuk urusan yang sangat penting. Pada hari Senin Pon di wuku ini tidak baik untuk bepergian, bisa terkena sakit di tempat tujuan.

(Oleh: Ki Totok Yasmiran, ahli penanggalan Jawa dari Museum Radya Pustaka Solo)




(aku/ams)


Hide Ads