Crazy Rich Grobogan Bangun Jalan Demi Mudik, Begini Kata Keluarga

Crazy Rich Grobogan Bangun Jalan Demi Mudik, Begini Kata Keluarga

Manik Priyo Prabowo - detikJateng
Minggu, 17 Apr 2022 12:48 WIB
Pengusaha real estatet, Joko Suranto merogoh kocek Rp 2,8 miliar untuk bangun jalan penghubung di 3 desa.
Pengusaha asal Grobogan, Joko Suranto, merogoh kocek Rp 2,8 miliar untuk bangun jalan demi mudik lebaran. (Foto: Manik Priyo Prabowo/detikJateng)
Grobogan -

Seorang pengusaha asal Grobogan, Joko Suranto, merogoh kocek hingga miliaran rupiah untuk membangun jalan demi mudik lebaran. Begini tanggapan keluarga crazy rich Grobogan itu.

Untuk diketahui, Joko warga asli Desa Jetis, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, menjadi buah bibir lantaran membangun jalan umum dengan panjang 1,8 kilometer dan menelan biaya mencapai Rp 2 miliar lebih.

Kakak ketiga Joko, Suharnanik, menyebut apa yang dilakukan adiknya itu sangat berarti, tak hanya buat keluarga tapi juga bagi masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, pembangunan jalan secara mandiri ini membantu pemerintah. Masyarakat juga terbantu dengan perbaikan akses jalan sehingga berdampak pada perekonomian tiga desa yakni Desa Jetis, Desa Welahan dan Desa Ngampu.

"Dari musyawarah bersama keluarga besar akhirnya kita sebagai saudara men-support penuh dari administrasi sampai pelaksanaan pembangunan. Semoga menjadi teladan terutama buat keluarga besar kami alm H Kasan Diharjo," kata Suharnanik yang juga menjabat Kepala Desa Jetis, Minggu (17/4/2022).

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Joko mengenang mobilnya pernah terperosok lumpur gegara jalan rusak.

"Dulu saat pulang mudik mobil saya sempat terperosok ke lubang berlumpur, mobil didorong orang banyak. Bahkan mobil baru juga rusak sampai parah," kata Joko, Minggu (17/4).

Padahal saat itu, lanjutnya, jalannya sudah ia uruk pakai pasir, batu dan bahkan sudah diratakan. Namun karena hujan dan jalan yang dilalui sudah bertahun-tahun tak dibangun pemerintah, jadi jalan pun sudah banyak lubang, lumpur dan rusak parah.

Maka dari itu guna mengurangi kerusakan jalan dan agar ia bisa pulang kampung, saat itu dirinya pun mencoba untuk membangun ala kadarnya dengan menambal lubang yang ada.

"Belasan tahun jalan tak dibangun jadi rusak parah. Maka dari itu awalnya saya menambal sulam jalan apa adanya. Malah dulu anak saya bilang kalau mau pulang ke rumah kakung (kakek) jalannya selalu rusak. Sampai akhirnya beberapa tahun ini pembangunan masif dari pemerintah sudah tampak baik, dari belasan kilometer yang rusak kini hanya tersisa sekitar dua kilometer," jelasnya.

Karena yang rusak tersisa sedikit, ia pun mencoba melakukan berbagai cara dari pengajuan ke Pemerintah Desa, Kecamatan bahkan Kabupaten. Perbaikan ini pun terasa usai keponakannya yang duduk di bangku DPRD Kabupaten mengajukan perbaikan jalan sesuai program pemerintah pusat yang masif membangun infrastruktur.

Sehingga, sisa jalan yang belum dibangun yakni 1,8 kilometer dimusyawarahkan Joko ke keluarga besarnya.

"Melalui musyawarah keluarga besar kita sepakat membangun jalan 1,8 km ini untuk dibeton total. Kakak saya yang baru saja pensiun Polri, kakak saya yang jadi Kepala Desa dan keponakan saya yang di DPRD Kabupaten berperan dalam pembangunan. Tanpa mereka perizinan pembangunan CSR betonisasi jalan tak akan bisa. Maka peran kakak dan saudara saya ini juga besar baik membantu tenaga, administrasi sampai bea juga," papar Joko.

"Ini bagian dari perjalanan dan bersyukur sudah diberikan kesempatan berbagi. Karena sebelumnya saya juga menuai perjalanan hidup yang bisa sekarang ini," imbuhnya.




(rih/ahr)


Hide Ads