Masjid Agung Solo, Jawa Tengah, memiliki jam istiwa atau ada yang menyebutnya bencet. Jam ini merupakan peninggalan Pakubuwono VIII tahun 1784 Jawa atau 1855 M.
Fungsi jam ini adalah untuk menentukan waktu salat. Cara kerja jam istiwa ini adalah dengan memanfaatkan bayangan paralel sinar matahari. Jam istiwa dilengkapi jarum yang posisinya dipasang mengarah ke arah utara-selatan.
Pada tahun 1784 Jawa, belum ada jam penunjuk waktu seperti sekarang. Maka atas saran ulama keraton, PB VIII membuat jam istiwa. Karena menggunakan sinar matahari, praktis jam ini hanya bisa digunakan untuk penanda waktu salat Zuhur dan Asar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Masjid Agung ini ada 2 alat peraganya. Yang berbentuk tiang ini hanya mengandalkan bayangan saja. Ada yang berbentuk serpihan tembaga ini agak lebih detail karena ada angka 1-12, walaupun tidak sedetail (jam zaman) sekarang namun sudah bisa mendekati penanda waktu salat. Cuma kalau mendung tidak bisa terbaca dengan jelas sehingga tidak sedetail kalau ada bayangan matahari," ujar takmir Masjid Agung Solo, Abdul Basit Anan, kepada detikJateng, Kamis (7/4/2022).
Simak penampakan jam istiwa Masjid Agung Solo dalam video di atas.